dc.description.abstract | Interaksi antara saliva dan bahan restorasi menyebabkan terjadinya proses
water sorption dan solubility dari bahan restorasi. Kedua faktor tersebut merupakan
parameter penting untuk mengevaluasi perlekatan dan ketahanan bahan restorasi
serta dapat mengganggu sifat mekaniknya. Salah satu cara untuk memperbaiki
permasalahan tersebut adalah menambahkan SIK (Semen Ionomer Kaca) dengan
bahan hidroksiapatit (HAp) yang terkandung dalam bahan alami sisik ikan gurami
(Osphronemus gouramy). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penambahan nanopartikel bubuk sisik ikan gurami (nBSIG) 3,5% terhadap water
sorption dan solubility SIK pasca perendaman dalam saliva buatan pH 3 dan 7.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan
desain penelitian pre-post test only control group design. Sampel berbentuk tablet
(5x3 mm). Sampel terbagi dalam 4 kelompok sampel, yaitu K1 kelompok kontrol
SIK direndam saliva buatan pH 3, K2 kelompok kontrol SIK direndam saliva
buatan pH 7, P1 kelompok perlakuan SIK + BSIG 3,5% direndam saliva buatan pH
3, dan P2 kelompok perlakuan SIK + BSIG 3,5% direndam saliva buatan pH 7.
Sampel kelompok K1 dan K2 dibuat dengan mencampur bubuk SIK (0,2347 gram)
dan cairan SIK (0,069 gram) dengan perbandingan 1:1 di atas paper pad selama 25
detik. Kelompok P1dan P2 dicampur terlebih dahulu bubuk SIK (0,2265 gram) dan
BSIG (0,0082 gram) dengan vortex kemudian dicampur dengan cairan SIK selama
25 detik. Adonan dimasukkan dalam cetakan akrilik 5x3 mm, disimpan dalam
wadah tertutup selama 24 jam, lalu direndam aquades selama 24 jam. Setelah
perendaman, sampel dimasukkan kedalam desikator lalu dilakukan perhitungan
volume dan massanya menggunakan digital caliper. Sampel dimasukkan saliva
buatan sesuai dengan kelompoknya dan dtimbang massanya dengan periode waktu 1, 7, 14, dan 21 hari. Perhitungan water sorption dan solubility menggunakan rumus
weight loss method.
Hasil penelitian menunjukkan nilai water sorption meningkat seiring
bertambahnya periode perendaman. Nilai K1 hari ke-1 (0,1354), hari ke-7 (0,1365),
hari ke-14 (0,1379), dan hari ke-21 (0,1388). Nilai K2 hari ke-1 (0,1334), hari ke7 (0,1347), hari ke-14 (0,1359), dan hari ke-21 (0,1365). Nilai P1 hari ke-1
(0,1307), hari ke-7 (0,1315), hari ke-14 (0,1324), dan hari ke-21 (0,1336). Nilai P2
hari ke-1 (0,1283), hari ke-7 (0,1309), hari ke-14 (0,1317), dan hari ke-21 (0,1320).
Nilai water sorption tertinggi pada K1 hari ke-21 (0,1388) dan terendah pada P2
hari ke-1 (0,1283). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai water sorption dan
solubility sampel dengan perendaman saliva buatan pH 7 lebih rendah
dibandingkan pH 3. Tinggi rendahnya nilai water sorption sejalan dengan nilai
solubility. Nilai water sorption dan solubility berturut-turut dari yang terendah
adalah P2 < P1 < K2 < K1.
Hasil uji normalitas menggunakan Saphiro-wilk menunjukkan bahwa data
terdistribusi normal (p>0,05). Hasil uji homogenitas menggunakan Levene Test
menunjukkan bahwa data homogen (p>0,05). Hasil analisis dengan Two Way
Anova menunjukkan nilai signifikansi p<0,05 (sig. 0,000) artinya nilai water
sorption dan solubility memiliki perbedaan signifikan antar kelompok perlakuan.
Kesimpulan penelitian ini yaitu penambahan nanopartikel bubuk sisik ikan gurami
(Osphronemus gouramy) menurunkan nilai water sorption dan solubility semen
ionomer kaca pasca perendaman dalam saliva buatan pH 3 dan 7. | en_US |