Show simple item record

dc.contributor.authorAmalia Firdaus
dc.date.accessioned2013-12-24T04:33:26Z
dc.date.available2013-12-24T04:33:26Z
dc.date.issued2013-12-24
dc.identifier.nimNIM102010101014
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/12270
dc.description.abstractDiabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang akhir-akhir ini semakin banyak dijumpai. Penyakit ini termasuk jenis penyakit kronis yang tanda awalnya yaitu meningkatnya kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh. Organ tubuh yang terganggu adalah pankreas yang mana sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pankreas sudah tidak mampu memproduksi hormon insulin dalam memenuhi kebutuhan tubuh dimana insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi pankreas, mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya. Diabetes Melitus tipe 2 merupakan salah satu tipe dimana terjadi resistensi atau kekurangan insulin yang terjadi akibat dari gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin disertai definisi insulin relatif. Berbeda dengan Diabetes Melitus tipe 1, dimana tidak terjadi destruksi sel beta. Pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang kadarnya lebih tinggi dari normal. Tetapi tubuh membentuk kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi kekurangan insulin relatif. Gejala pada tipe kedua ini terjadi secara perlahan-lahan. Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri. Faktor penyebab depresi terbagi atas faktor biologi , faktor genetik dan faktor psikososial. Ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu sama lain. Namun, yang paling banyak banyak diteliti adalah penyebab dari faktor psikososial. Penyebab depresi dari faktor psikososial antara lain dikarenakan peristiwa kehidupan dan stress lingkungan , faktor psikoanalitik dan psikodinamik. Freud dalam Kaplan (2010) menyatakan bahwa kemarahn pasien depresi diarahkan kepada diri sendiri karena vii mengidentifikasikan terhadap objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi merupakan suatu cara ego untuk melepaskan diri terhadap objek yang hilang. Depresi menjadi suatu efek yang dapat melakukan sesuatu terhadap agresi yang diarahkan kedalam dirinya. Apabila pasien depresi menyadari bahwa mereka tidak hidup sesuai dengan yang dicita-citakannya, akan mengakibatkan mereka putus asa. Hal ini juga yang terjadi pada penderita DM tipe 2 dimana DM dapat menimbulkan perubahan psikologis antara lain perubahan konsep diri dan depresi. Stres psikologis dapat timbul pada saat seseorang menerima diagnosa DM. Mereka beranggapan bahwa Penyakit Diabetes Melitus ini akan banyak menimbulkan permasalahan seperti pengendalian diet serta terapi yang lama dan kompleks, biaya pengobatan yang mahal, komplikasi penyakit serta banyak kekhawatiran lain yang dapat menimbulkan potensi munculnya depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan lamanya menderita penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 terhadap tingkat depresi pada pasien Poli Penyakit Dalam RSD Dr.Soebandi Jember. Metode Penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan desain penelitian korelasional dan pendekatan cross sectional serta menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode survei yang mana penelitian dilakukan pada tanggal 16-20 September 2013 di Poli Penyakit Dalam RSD Dr. Soebandi Jember. Pengambilan sampel menggunakan Consecutive sampling, sebanyak 30 sampel. Data diperoleh dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh responden. Dari hasil penelitian berdasarkan hasil uji statistik Spearman Rho yang dihitung dengan program SPSS 22 didapatkan Significancy lama menderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan tingkat depresi adalah sebesar 0,002 yang menunujukkan p 0,05>0,002 berarti H ditolak yang mana terdapat hubungan lama menderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan tingkat depresi pada pasien poli penyakit dalam RSD Dr Soebandi Jember. Nilai korelasi Spearman sebesar -0,543 menunjukkan bahwa arah korelasi negatif dengan kekuatan sedang, dalam hal ini menunjukkan bahwa semakin lama menderita Diabetes Melitus Tipe 2, maka gejala depresi akan semakin menurun.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries102010101014;
dc.subjectDIABETES MELITUS TIPE 2en_US
dc.titleHUBUNGAN LAMANYA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN POLI PENYAKIT DALAM RSD Dr. SOEBANDI JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record