Pemanfaatan Lumpur Lapindo sebagai Energi Alternatif Mengunakan Metode Microbial Fuel Cell dengan Perlakuan Susbtrat Non - Sedimentasi dan Sedimentasi
Abstract
Keberadaan lumpur lapindo dan sampah yang menumpuk membuat masalah
bagi masyarakat Porong, Kabupaten Sidoarjo. Masih sedikit yang memanfaatkan
lumpur lapindo sebagai hal yang bermanfaat, salah satu contoh nya pembuatan
genteng keramik pada tahun 2007 oleh Wirawan. Dengan permasalahan tersebut
diambil salah satu solusi yaitu dengan memanfaatkan pencampuran lumpur lapindo
dengan hasil fermentasi limbah organik sayur buah untuk menghasilkan energi
listrik. Metode yang digunakan yaitu dengan metode Microbial Fuel Cell
menggunakan perlakuan Non-Sedimentasi dan Sedimentasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi energi listrik yang dapat
dihasilkan menggunakan metode microbial fuel cell dari campuran lumpur lapindo
dan hasil fermentasi limbah organik sayur buah. Metode ini memanfaatkan
pengkatalisan komposisi organik oleh mikroba, sehingga dari pengkatalisasian
tersebut menghasilkan energi listrik. Pengujian ini dilakukan dengan mencari
apakah dengan pemanfaatan dengan metode microbial fuel cell dapat menghasilkan
energi listrik, mencari variasi terbaik dari campuran dalam menghasilkan energi
listrik atau pengaruh penambahan hasil fermentasi limbah organik sayur buah, dan
potensi energi listrik dari variasi terbaik tersebut dalam menghasilkan energi listrik.
Dari pengujian tersebut bahwa dengan pencampuran lumpur lapindo dengan
hasil fermentasi limbah organik sayur buah dapat menghasilkan tegangan rata-rata
0,202 Volt dengan pengujian tanpa beban dengan perlakuan non sedimentasi dan
perlakuan sedimentasi mendapat tegangan rata-rata sebesar 0,106 Volt, kemudian
pengaruh penambahan hasil fermentasi limbah organik sayur buah dalam
menghasilkan energi listrik dapat dihasilkan dengan campuran 95% lumpur lapindo
dan 5% hasil fermentasi limbah organik sayur buah dalam perlakuan non
sedimentasi mendapatkan energi rata-rata 20,06 mWh dan perlakuan sedimentasi
pada campuran 30% lumpur lapindo, 50% air dan 20% hasil fermentasi limbah organik sayur buah mendapatkan energi rata-rata sebesar 0,4523 mWh. Kemudian
dari variasi terbaik tersebut diuji kembali menggunakan beban yang lebih besar dan
lebih kecil dari beban 1K Ohm mendapatkan potensi energi selama 7 hari pengujian
dan penggunaan 12 jam sehari pada perlakuan non sedimentasi sebesar 2,7877
mWh dan perlakuan sedimentasi sebesar 1,3408 mWh.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4098]