Ambivalensi Subjek, Cinta, dan Kehilangan Tokoh Laki-laki dalam Kumpulan Cerita Lelaki-lelaki tanpa Perempuan Karya Haruki Murakami: Kajian Psikoanalisis Jacques Lacan

Abstract

Karya sastra merupakan manifestasi hasrat pengarang. Dalam sejarahnya, hasrat terbentuk dari rasa kekurangan subjek. Kumpulan cerita Lelaki-lelaki tanpa Perempuan karya Haruki Murakami menggambarkan, melalui tokoh-tokohnya, kehidupan manusia modern yang merasa terisolasi dan kehilangan makna dalam relasi sosial karena pengaruh Ego Ideal. Kumpulan cerita ini adalah sampel untuk melihat ketidakmampuan laki-laki untuk memahami dan memenuhi hasrat mereka melalui hubungan dengan perempuan. Tujuannya adalah menemukan hal yang menjadi pembayangan ego-ego ideal bagi sang tokoh. Telisik hasrat ini akan menggunakan kajian Psikoanalisis Lacanian (PL). Melalui PL ini akan digunakan metode metafora dan metonimia dalam melihat penanda-penanda hasrat tokoh dalam Lelaki-lelaki tanpa Perempuan. Kajian ini menemukan bahwa hasrat tokoh laki-laki dalam cerita ini bersifat ambivalen antara ketidakpastian, konflik internal, dan perubahan dalam mekanisme pembentukan identitas mereka. Objek a berhubungan dengan kehilangan yang merupakan elemen penting yang mempengaruhi psikologi para tokoh laki-laki. Mereka mengalami kehilangan dalam hubungan dengan perempuan yang mereka cintai, kehilangan makna dalam hidup, atau kehilangan yang disebabkan oleh kekosongan emosional. Sedangkan konsep cinta dalam kumpulan cerita ini diartikan sebagai hubungan yang lebih mendalam dan berbeda dari sekedar hubungan seksual, dan mampu memungkinkan kedua jenis kelamin untuk berhubungan dengan falus dengan cara yang berbeda.