Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Mekanisme Koping pada Remaja Korban Perundungan di SMA Negeri 1 Jember
Abstract
Fenomena perundungan adalah peristiwa yang mengganggu atau
menyakiti orang lain dengan sengaja baik melalui fisik, verbal, relasional, maupun
dunia maya. Kasus perundungan ditemukan lebih banyak dialami oleh siswa
Sekolah Menengah Atas secara verbal. Hal ini menyebabkan dampak luar biasa
pada korban perundungan seperti stres dan ketakutan. Stres dapat ditangani dengan
sebuah upaya disebut dengan mekanisme koping. Para remaja korban perundungan
cenderung memiliki mekanisme koping yang maladaptif dan mengakibatkan sakit
bahkan bunuh diri. Model mekanisme koping baik adaptif maupun maladaptif
dipengaruhi oleh sumber-sumber koping dan salah satunya yaitu dukungan sosial.
Sumber dukungan sosial yang terbesar bagi para remaja yaitu teman sebaya.
Dukungan sosial teman sebaya yang tinggi dapat menjadi penghambat mekanisme
koping yang maladaptif pada korban perundungan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara dukungan
sosial dengan mekanisme koping pada remaja korban perundungan di SMA Negeri
1 Jember. Desain penelitian yang digunakan yaitu observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan
total sampling dengan jumlah sampel 63 siswa dari kelas X dan XI SMA Negeri 1
Jember yang pernah menjadi korban perundungan. Pengumpulan data dilakukan
melalui proses skrining dengan kuesioner Bully Survey – Student Version (BYS-S).
Selanjutnya, proses pengambilan data responden melalui kuesioner Dukungan
Sosial Teman Sebaya dan dimodifikasi oleh peneliti untuk mengukur dukungan
sosial teman sebaya dan terjemahan The Brief COPE Inventory short version yang
dimodifikasi oleh peneliti untuk mengukur mekanisme koping pada remaja korban
perundungan Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki
dukungan sosial teman sebaya yang tinggi yaitu sebanyak 41 siswa (65,1%) dan
sebagian besar responden memiliki mekanisme koping yang adaptif yaitu sebanyak
43 siswa (68,3%). Hasil analisis bivariat menggunakan uji korelasi Kendall’s Tau
B didapatkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka nilai ρ < α yang menandakan
bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini berarti terdapat hubungan yang
signifikan antara variabel dukungan sosial teman sebaya dengan mekanisme koping
pada remaja korban perundungan di SMA Negeri 1 Jember. Berdasarkan analisa uji
statistik, koefisien korelasi (correlation coefficient) bernilai sebesar 0,895. Hasil
membuktikkan bahwa hubungan kedua variabel memiliki arah korelasi positif
dengan kekuatan korelasi sangat kuat.
Dukungan sosial teman sebaya yang tinggi dapat membentuk
mekanisme koping yang adaptif pada remaja korban perundungan. Hal ini
dikarenakan adanya faktor kelompok teman dekat, lingkungan keluarga, dan status
ekonomi yang mendukung. Semakin tinggi dukungan sosial teman sebaya maka
semakin adaptif pula mekanisme koping pada remaja korban perundungan di SMA
Negeri 1 Jember. Dengan adanya dukungan sosial teman sebaya yang tinggi, remaja
korban perundungan dapat termotivasi untuk menyelesaikan masalah secara positif.
Untuk mengantisipasi dukungan sosial teman sebaya yang rendah dan mekanisme
koping yang maladaptif, disarankan bagi pihak sekolah terutama guru Bimbingan
Konseling untuk mengadakan pelatihan rasa empati pada siswa dan konseling untuk
meningkatkan kemampuan mekanisme koping siswa terhadap stres. Selain itu,
pihak sekolah diharapkan dapat merancang sebuah Unit Kesehatan Jiwa sebagai
wadah untuk menangani masalah kesehatan jiwa pada siswa terutama korban
perundungan.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]