dc.description.abstract | Pendahuluan: Kulit buah kopi, baik robusta maupun arabika, merupakan hasil sampingan proses pengolahan kopi metode kering yang dianggap sebagai limbah. Nyatanya, limbah tersebut mengandung metabolit sekunder golongan alkaloid, senyawa fenol, saponin, dan terpenoid yang berpotensi sebagai agen antibakteri terapi penyakit di rongga mulut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan antibakteri ekstrak kulit buah kopi (EKBK) robusta dan arabika terhadap pertumbuhan Lactobacillus acidophilus. Metode: Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris in vitro dengan rancangan the post-test only control group design. Kulit buah kopih hasil pengolahan cara kering diekstraksi maserasi dengan etanol 96% (1:5) selama 3 hari. Uji antibakteri menggunakan metode agar-well diffusion dengan inokulasi pour plate method pada dua kelompok penelitian, yaitu EKBK Robusta dan EKBK Arabika dengan enam sub kelompok masing-masing konsentrasi ekstrak 250, 500, 750, dan 1000 mg/ml, akuades steril (kontrol negatif), dan chlorhexidine gluconate 0,1% (kontrol positif). Parameter penelitian berupa diameter zona hambat (bakteriosidal dan bakteriostatik) (mm) yang dihitung dengan jangka sorong digital. Data dianalisis dengan uji Saphiro-Wilk, Levene-Test, Kruskal-Wallis diikuti Mann-Whitney menggunakan SPSS 26.0. Hasil: EKBKR memiliki kemampuan bakteriosidal dan bakteriostatik terhadap L. acidophilus pada [250 mg/ml], [500 mg/ml], [750 mg/ml], dan [1000 mg/ml]. Namun, EKBKA memiliki kemampuan antibakteri yang secara signifikan lebih lemah (p<0,05) daripada EKBR. EKBKA hanya memiliki aktivitas bakterisoidal pada [1000 mg/ml] dan bakteriostatik pada [750 mg/ml] dan [1000 mg/ml]. Simpulan: EKBKR dan EKBKA memiliki kemampuan antibakteri terhadap pertumbuhan L. acidophilus dengan daya hambat EKBKR lebih kuat dibandingkan EKBKA. | en_US |