dc.description.abstract | Masalah utama penyakit rongga mulut masyarakat Indonesia, khususnya pada
anak-anak adalah karies gigi. Karies gigi merupakan penyakit multifaktorial karena
terjadi interaksi antar empat faktor utama meliputi: host (gigi dan saliva), mikroorganisme
(bakteri kariogenik), substrat (diet), dan waktu. Keempat faktor tersebut harus saling
berkerjasama agar karies gigi dapat terjadi. Menurut hasil Riskesdas 2018, prevalensi
karies gigi untuk anak usia 5-9 tahun dan 10-14 tahun yaitu berturut-turut 92,6% dan
73,4% (Kemenkes, 2018). Untuk mendapatkan prevalensi kebutuhan perawatan gigi
berlubang bisa menggunakan Required Treatment Index (RTI), angka persentase
perbandingan dari jumlah gigi yang terkena karies pada gigi susu atau gigi permanen
dengan angka def-t atau DMF-T. Selain itu, RTI memberikan gambaran besarnya karies
yang belum diatasi sehingga membutuhkan tumpatan atau pencabutan (Tri, 2020).
Berdasarkan RTI Provinsi Jawa Timur menyatakan bahwa sebanyak 66,7% anak usia
1-12 tahun mengalami karies gigi, yang artinya hanya 33,3% anak yang bebas dari karies
gigi (Sumini dkk., 2014). Tingginya prevalensi karies baik di Indonesia maupun Provinsi
Jawa Timur menunjukan bahwa diperlukannya sebuah sistem teknologi dan informasi
untuk mendeteksi dini adanya karies gigi oleh tenaga ahli kedokteran gigi karena karies
gigi yang tidak dilakukan perawatan dapat menyebabkan masalah yang lebih serius bagi
si anak selain sakit gigi yang lebih parah, yaitu dapat memengaruhi tumbuh kembang
anak, dan berkurangnya konsentrasi atau semangat anak untuk bersekolah karena sakit
gigi. Untuk mencapai tujuan diatas, pemanfaatan sistem teknologi informasi dan
komunikasi sangat diperlukan yaitu dengan menyusunnya sebuah aplikasi berbasis web
yang bernama Simetri. Aplikasi Simetri dapat memberikan gambaran kebutuhan
perawatan karies gigi sehingga kondisi karies gigi yang lebih parah dapat dicegah.
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah agroindustri bobbin Arjasa, Kecamatan Arjasa yang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Jember. Adapun tujuan pada
penelitian ini yaitu mengkaji nilai def-t, DMF-T, dan RTI pada anak sekolah dasar di
wilayah Agroindustri Bobbin Arjasa melalui aplikasi berbasis web Simetri.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan
cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Dalam
penelitian ini akan dilakukan pemeriksaan berupa pemeriksaan klinis berdasarkan indeks
def-t, DMF-T, dan RTI. Kemudian hasil pemeriksaan tersebut disajikan secara deskriptif
dan digital dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik oleh aplikasi Simetri.
Langkah awal sebelum dilakukannya pemeriksaan adalah dengan memberikan informed
consent kepada orang tua responden, lalu diminta untuk mengembalikan sesuai dengan
jangka waktu yang telah diberikan, selanjutnya dilakukan pemeriksaan pada masingmasing sekolah setiap minggunya.
Penelitian ini didapatkan responden keseluruhan sejumlah 200 siswa dengan
rentang usia 7-12 tahun. Jumlah siswa laki-laki lebih banyak yaitu 106 siswa
dibandingkan jumlah siswa perempuan yaitu 94 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa rata-rata def-t dan DMF-T pada anak perempuan lebih tinggi dibandingkan anak
laki-laki serta terjadi peningkatan grafik pada nilai rata-rata DMF-T berdasarkan usia.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan persentase RTI pada gigi sulung maupun gigi tetap
lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Hal ini dikarenakan jumlah
exfoliate/Missing anak laki-laki pada penelitian ini lebih rendah dibandingkan anak
perempuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa rendahnya jumlah exfoliate/Missing dapat
memengaruhi tingginya persentase Required Treatment Index (RTI).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah anak sekolah dasar di wilayah agroindustri
bobbin Arjasa, Kabupaten Jember memiliki nilai def-t kategori sedang yaitu 4,27, nilai
DMF-T kategori sedang yaitu 3,00, dan skor RTI sebesar 76,79% untuk gigi sulung dan
97,50% untuk gigi tetap. Selain itu, Aplikasi berbasis web Simetri memberikan gambaran
kebutuhan perawatan karies gigi anak kepada orang tua sejak dini sehingga kondisi karies
gigi yang lebih parah dapat dicegah. | en_US |