Show simple item record

dc.contributor.authorRAHMATILLAH, Septihani
dc.date.accessioned2024-07-11T07:21:55Z
dc.date.available2024-07-11T07:21:55Z
dc.date.issued2023-07-25
dc.identifier.nim191810301003en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/122036
dc.description.abstractPadi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang dibudidayakan hampir di seluruh bagian dunia. Padi dijadikan sebagai komoditi pangan oleh sebagian besar penduduk dunia terutama di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Erdiyansyah dan Sekar, 2018). Negara Indonesia memiliki bermacammacam varietas padi, seperti varietas Inpari IR Nutri Zinc dan Inpari 32 yang akan digunakan pada penelitian ini sebagai sampel. Beras merupakan hasil utama dari pembudidayaan padi yang mengandung banyak nutrisi dan penting dalam metabolisme tubuh (Darmadjati, 1988). Beras memiliki peranan dalam pemenuhan kebutuhan gizi dalam tubuh karena banyak mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin yang penting untuk kelancaran proses metabolisme didalam tubuh. Beras yang dihasilkan pada proses pemanenan akan melewati proses pengeringan dan penggilingan hingga dihasilkan beras sosoh yang bias dikonsumsi. Beras sosoh adalah beras yang kulit arinya telah dihilangkan. Beras mengandung beberapa mineral makro seperti Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) dan Sulfur (S) dan mikro seperti zat besi (Fe), Selenium (Se), Iodium (I), Tembaga (Cu), serta Seng (Zn). Presentase tembaga yang terdapat dalam per 100 gram beras yaitu 13% dari jumlah seluruh kandungan mineral dalam beras (Anonim, 1981). Kadar tembaga pada beras bisa ditingkatkan untuk mencapai rasio yang tepat sehingga dapat memenuhi angka kecukupan gizi yang terdapat dalam setiap bulir beras yang di konsumsi. Pemupukan hidrolisat ikan dilakukan pada kedua varietas padi dengan metode semprot daun pada pagi hari. Pupuk organik cair hidrolisat ikan yang diberikan pada padi sebagai pupuk tambahan merupakan hidrolisat ikan “Tirta Sari Mina”. Padi dari varietas Inpari IR Nutri Zinc dipupuk menggunakan hidrolisat ikan pada umur 63, 70, 75 dan 81 HST (hari setelah tanam), sedangkan varietas Inpari 32 dipupuk pada umur 75, 82, 87 dan 93 HST. Padi varietas Inpari IR Nutri Zinc dipanen pada umur 94 HST, sedangkan Inpari 32 pada umur 96 HST. Sampel padi dari kedua varietas diambil dengan metode simple random sampling, yaitu mengambil masing-masing varietas sebanyak 11 kg. Sampel padi kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama 3-4 hari kemudian dilanjutkan dengan proses penggilingan menghasilkan beras sosoh. Beras sosoh kemudian dihaluskan menggunakan grinder menjadi tepung beras. Beras sosoh yang digunakan untuk analisis kadar airnya dengan menimbang sebanyak 5,00000 gram tepung beras kemudian dikeringkan pada oven dan ditimbang kembali hingga didapatkan berat yang konstan. Beras sosoh yang telah diketahui kadar airnya selanjutnya diteliti kadar tembaganya. Sampel beras sosoh ditimbang sebanyak 2,00000 gram dan ditambahkan dengan HNO3 65% sebanyak 15 mL kemudian didiamkan semalaman hingga beras larut. Lautan tersebut kemudian dipanaskan pada suhu 65oC hingga gas NO habis menguap dan larutan berubah menjadi jernih. Larutan sampel beras masing-masing selanjutnya diuji kadar tembaganya menggunakan alat Atomic Absorption Spekctrofotometry (AAS). Hasil penelitian kadar air pada sampel beras sosoh yang didapat telah sesuai dengan ketentuan persen Gabah Kering Giling (GKG) yaitu dibawah 14%. Kadar air pada beras varietas Inpari IR Nutri Zinc dengan variasi kontrol dan semprot daun berturut-turut sebesar 8,27± 0,235% dan 9,44 ± 0,334% sedangkan beras varietas Inpari 32 dengan variasi control dan semprot daun berturut-turut sebesar 6,84 ± 0,358% dan 8,24 ± 0,256%. Kadar tembaga yang terkandung dalam beras dari kedua varietas padi dengan penambahan pupuk hidrolisat ikan menunjukkan adanya peningkatan kadar tembaga pada beras. Padi varietas Inpari IR Nutri Zinc dengan penambahan hidrolisat ikan memiliki kadar tembaga sebesar 8,49 ± 0,203 mg/kg , sedangkan sampel kontrol sebesar 5,63± 0,126 mg/kg. Kadar tembaga pada sampel beras sosoh dari padi varietas Inpari 32 sebesar 8,19 ± 0,119 mg/kg, sedangkan sampel kontrol sebesar 5,43 ± 0,105 mg/kg. Peningkatan kadar tembaga pada keempat sampel tersebut menunjukkan bahwa hidrolisat ikan memberikan pengaruh terhadap kadar mineral tembaga yang terkandung dalam beras. Kandungan tembaga dalam hidrolisat ikan yang didapatkan sebesar 6,18 mg/kg. Hidrolisat ikan yang ditambahkan mengandung asam amino yang secara efektif meningkatkan pertumbuhan tanaman dan penyerapan nutrisi tembaga. Kadar tembaga yang diperoleh kemudian dilakukan uji recovery, untuk mengetahui keakuratan metode analisisis dan alat yang digunakan selama proses analisis. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa hidrolisat ikan berperan secara efektif dalam peningkatan kadar tembaga pada kedua sampel beras melalui metode pemupukan semprot pada daun. Peningkatan kadar tembaga beras pada kedua varietas padi sebesar 50,79% untuk varietas Inpari IR Nutri Zinc dan 50,82% untuk varietas Inpari 32. Penelitian yang telah dilakukan diharapkan bisa dikembangkan lagi pada varietas padi dan metode pengaplikasian yang berbeda.en_US
dc.description.sponsorshipDrs. Achmad Sjaifullah, M.Sc., Ph.D Dr. Busroni, M.Si Dr. Muhammad Reza, S.Si., M.Sien_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas matematika dan ilmu pengetahuan alamen_US
dc.subjectPEMUPUKAN HIDROLISAT IKANen_US
dc.titlePengaruh Pemupukan Hidrolisat ikan pada Padi Varietas Inpari IR Nutri Zinc dan Inpari 32 terhadap Kandungan Tembaga pada Berasen_US
dc.typeOtheren_US
dc.identifier.prodiKimiaen_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Busroni, M.Sien_US
dc.identifier.pembimbing2Dr. Muhammad Reza, S.Si., M.Sien_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_iswahyudi_April_2024en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record