Perbedaan Daya Pembersihan Siwak (Salvadora persica) pada Pasta Gigi dan Obat Kumur Terhadap Jumlah Koloni Candida Albicans pada Plat Aklirik Piranti Ortodonti Lepasan
Abstract
Maloklusi merupakan bentuk penyimpangan antara hubungan rahang atas dan rahang bawah dari posisi normal karena tidak ada keseimbangan dentofasial, yang dapat menyebabkan gangguan pada fungsi pengunyahan dan bicara, meningkatkan risiko karies dan penyakit periodontal serta penampilan estetis yang kurang. Maloklusi dapat dikoreksi dengan penggunaan piranti ortodonti lepasan. Piranti ortodonti lepasan terdiri dari plat akrilik yang tersusun atas bahan berpori yang rentan menjadi tempat kolonisasi jamur pada rongga mulut, salah satunya adalah Candida albicans. Candida albicans adalah flora normal rongga mulut yang dapat berubah menjadi patogen dan menyebabkan lesi rongga mulut, contohnya denture stomatitis. Risiko terjadinya denture stomatitis dapat ditekan dengan pembersihan piranti secara optimal menggunakan bahan pembersih yang mengandung zat antifungal. Siwak adalah bahan alami yang mengandung zat antifungal, diantaranya alkaloid dan tanin yang mekanisme kerjanya dapat menurunkan jumlah Candida albicans pada plat akrilik piranti ortodonti lepasan. Kini ekstrak siwak mudah ditemukan dalam obat kumur dan pasta gigi yang dijual bebas di pasaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan daya pembersihan Siwak (Salvadora persica) pada pasta gigi dan obat kumur terhadap jumlah koloni Candida albicans pada plat akrilik piranti ortodonti lepasan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah epidemiologi eksperimental dengan rancangan penelitian Post-test Only Control Group Design. Sampel penelitian berjumlah 33 sampel yang terbagi menjadi 11 kelompok dengan waktu perlakuan yang berbeda, yaitu kelompok kontrol positif tablet effervescent pembersih gigi tiruan, kontrol negatif aquades steril, penyikatan dengan pasta gigi siwak selama 2, 3,5 dan 5 menit, perendaman dalam obat kumur siwak selama 2,5, 5 dan 7,5 menit dan kombinasi antara perendaman dan penyikatan dengan waktu yang sama. Sampel yang telah diberi perlakuan kemudian dimasukkan ke dalam media SDB untuk divibrasi. Hasil vibrasi digunakan untuk perhitungan nilai absorbansi dengan metode spektrofotometri dengan standar Mc. Farland no.1. Nilai absorbansi dikonversi ke dalam rumus untuk mengetahui jumlah keseluruhan Candida albicans.
Analisis data yang digunakan adalah uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji homogenitas Levene Test, kemudian dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA untuk mengetahui perbedaan pada tiap kelompok perlakuan. Apabila data berdistribusi tidak normal dan tidak homogen, maka dilakukan uji Non-Parametrik Kruskall Wallis dan uji Mann-Whitney. Uji yang terakhir adalah uji Least Significance Difference (LSD) untuk mengetahui perbedaan lebih lanjut antar tiap kelompok.
Berdasarkan uji LSD yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa nilai probabilitas antara kelompok perendaman dalam obat kumur siwak (POK) dengan semua kelompok perlakuan lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) yaitu dengan nilai p=0,000. Nilai tersebut menginterpretasikan bahwa jumlah koloni Candida albicans pada plat akrilik piranti ortodonti lepasan yang direndam dalam obat kumur siwak (POK) menunjukkan perbedaan yang bermakna jika dibandingkan dengan metode penyikatan dengan pasta gigi siwak (PPG), kombinasi (PK), maupun perendaman dalam pembersih gigi tiruan (K+). Piranti ortodonti lepasan yang direndam dalam obat kumur siwak lalu disikat dengan pasta gigi yang mengandung siwak menunjukkan efektivitas yang lebih baik dalam menurunkan jumlah Candida albicans dibandingkan hanya dengan perendaman atau penyikatan. Metode pembersihan secara kombinasi efektif dalam menurunkan jumlah Candida albicans namun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui perubahan sifat fisik dari plat akrilik setelah dilakukan metode tersebut berulang kali.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]