Pengaruh Konsentrasi Cairan Organik Dan Jarak Elektroda Pada P-MFC Single Chamber (plant microbial fuel cell) Eceng Gondok
Abstract
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jarak antara anoda dan
katoda serta konsentrasi cairan organik terhadap potensi energi listrik yang
dihasilkan oleh tanaman eceng gondok menggunakan teknologi Plant Microbial
Fuel Cell (P-MFC) single chamber. Penelitian ini menggunakan eletroda berupa
lembaran karbon sebagai katoda dan anoda, serta menggunakan cairan organik yang
berasal dari urine sapi. Cairan organik yang digunakan dalam penelitian ini
disiapkan sebanyak 9 sampel dengan volume sebanyak 12 ml, memiliki konsentrasi
yang berbeda-beda.
Penelitian ini dilakukan dengan memvariasi jarak antar elektroda serta
konsentrasi cairan organik pada masing-masing sample. Cairan organik yang
digunakan merupakan cairan yang berasal dari urine sapi. P-MFC yang digunakan
pada penelitian ini terdiri dari beberapa komponen yaitu wadah atau toples sebagai
chamber dan katoda. Toples yang digunakan memiliki diameter 13,5 cm serta
memiliki tinggi 24,5 cm. Anoda diletakan di dasar toples lalu ditutup kembali
dengan tanah dan katoda diletakkan pada ketinggian 10 cm, 13 cm, 15 cm, 17 cm
dan 20 cm di atas permukaan anoda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
power density yang dihasilkan oleh P-MFC tergantung pada jarak antara anoda dan
katoda serta konsentrasi cairan organik. Grafik power density terhadap hari
menunjukkan bahwa nilai power density pada masing-masing jarak memiliki trend
yang relatif sama. Pada hari pertama hingga hari 12 terjadi kenaikan power density
yang signifikan, kemudian mengalami penurunan pada hari ke-13 hingga hari ke20. Hal tersebut dikarenakan mikroorganisme dalam fase stasioner, dimana dalam
fase ini jumlah sel populasi mikroorganisme berbanding lurus dengan jumlah sel
populasi mikroorganisme yang mati.
Analisis data menunjukkan bahwa jarak optimum antara anoda dan katoda
serta konsentrasi optimum pupuk cair organik dapat ditemukan untuk menghasilkan
output listrik yang optimal. Jarak 13 cm antar elektroda merupakan jarak yang
menghasilkan power density terbesar dibandingkan dengan jarak lainnya. Power
density yang dihasilkan oleh jarak 13 cm yaitu sebesar 62,827 mW/m2
. Jarak
optimum yang telah didapat kemudian diterapkan pada semua sampel untuk
mengetahui pengaruh penambahan pupuk cair organik terhadap power density yang
dihasilkan. Pada penembahan pupuk cair organik menghasilkan power density
maksimum sebesar 71,29 mW/m2
dengan penambahan pupuk cair organik sebesar
6 mL.
Penelitian ini dapat membantu dalam meningkatkan efisiensi P-MFC dan
menghasilkan energi listrik yang lebih besar. Selain itu, penelitian ini juga dapat
membantu dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
penggunaan teknologi P-MFC dalam menghasilkan energi listrik yang lebih ramah lingkungan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan tanaman eceng
gondok sebagai substrat dapat menghasilkan energi listrik yang lebih efektif dan
lebih ramah lingkungan.