Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Self-Harm pada Remaja Awal di Wilayah Agrikultural Kabupaten Jember
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang
tua dengan perilaku self-harm pada remaja awal di wilayah agrikultural Kabupaten
Jember. Desain penelitian yang digunakan yaitu korelasional dengan pendekatan
cross sectional. Teknik sampling yang digunakan yaitu proportionate stratified
random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 376 remaja awal dari kelas VII,
VIII, IX di SMP Negeri 1 Ambulu, SMP Negeri 2 Ambulu, dan SMP Negeri 3
Ambulu. Pengumpulan data mulai dilakukan pada akhir bulan Januari sampai awal
bulan Februari dengan cara membagikan kuesioner pola asuh orang tua dan
kuesioner perilaku self-harm. Analisis korelasi untuk menilai hubungan antara
kedua variabel tersebut menggunakan uji korelasi koefisien kontingensi dengan ρ
value < 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar remaja awal
mendapatkan pola asuh orang tua demokratis sebanyak 242 responden (64,4%),
terdapat 105 responden (27,9%) mendapat pola asuh orang tua otoriter, dan sisanya
29 responden (7,7%) mendapat pola asuh orang tua permisif. Sedangkan pada
variabel perilaku self-harm, sebagian besar remaja awal yaitu 319 responden
(84,8%) mengalami perilaku self-harm rendah, 27 responden (7,2%) mengalami
perilaku self-harm sedang, 2 responden (0,5%) mengalami perilaku self-harm
tinggi, dan hanya 28 dari jumlah semua responden (7,4%) yang tidak pernah
melakukan self-harm. Hasil analisis bivariat dengan koefisien kontingensi
didapatkan nilai (ρ value = 0,000). Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis
alternatif (Ha) diterima artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel
pola asuh orang tua dengan perilaku self-harm pada remaja awal di wilayah
agrikultural Kabupaten Jember. Orang tua yang tidak mengekang terlalu keras dan
juga memfasilitasi anaknya untuk memiliki kebebasan dalam memilih, berekspresi,
dan bertindak yang menjadi upaya untuk mendorong remaja awal ikut serta dalam
pengambilan keputusan. Hal tersebut memberikan remaja awal belajar dari
pengalamannya sehingga apabila terdapat kondisi yang menekan, remaja awal
mampu mengasinya dengan cara yang adaptif yaitu tidak melakukan perilaku
menyimpang seperti self-harm.
Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara
pola asuh orang tua dengan perilaku self-harm pada remaja awal di wilayah
agrikultural Kabupaten Jember. Oleh sebab itu, perawat kesehatan jiwa dan
komunitas diharapkan untuk meningkatkan peran perawat dengan cara
berkoordinasi dengan instansi sekolah untuk menyusun rencana keperawatan yang
sesuai dalam mengatasi masalah self-harm dan pola asuh orang tua pada remaja
awal.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]