Show simple item record

dc.contributor.authorNAILI, Naila Khoirun
dc.date.accessioned2024-06-06T02:37:53Z
dc.date.available2024-06-06T02:37:53Z
dc.date.issued2023-12-11
dc.identifier.nim192310101098en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/121081
dc.descriptionvalidasi_repo_firli_Maret_2024_4en_US
dc.description.abstractKanker payudara masih menjadi trend penyakit dan ditakuti terutama di kalangan perempuan akibat identik dengan kematian. Beberapa dekade terakhir, telah terjadi kemajuan dalam diagnosis dan pengobatan kanker payudara. Namun, tidak menutup kemungkinan pengobatan tersebut masih menunjukan hasil yang buruk akibat sifat heterogenitas dan prognostik dari kanker. Oleh karena itu perlu adanya perkembangan pemeriksaan biomarker yang saat ini masih jauh tertinggal karena kompleksitas platform uji dan besarnya biaya. Potensial biomarker alternatif yang dapat diterapkan sebagai evaluasi pengobatan kanker payudara yaitu respon inflamasi dengan menggunakan komponen leukosit (neutrofil, monosit dan limfosit) serta trombosit. Perhitungan sederhana yang digunakan untuk mengolah ke 4 komponen tersebut adalah PIV (Pan Immune- Inflammation Value). Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember merupakan RS rujukan pertama di Jember yang melayani tindakan kemoterapi bagi penderita kanker. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan biomarker berdasarkan inflamasi dengan menggunakan pendekatan perumusan PIV pada pasien kanker payudara yang menjalani pengobatan kemoterapi di Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember. Desain penelitian ini yaitu non eksperimental observasional deskriptif dengan rancangan case series. Teknik sampling yang digunakan yaitu total sampling sebanyak 141 rekam medis pasien kanker payudara yang menjalani terapi kemoterapi rute intra-vena sebanyak 6 sesi dengan kurun waktu satu tahun terakhir yaitu di tahun 2022. Namun terdapat 16 rekam medis yang dieksklusi oleh peneliti, 13 diantaranya karena kurang valid (perhitungan hasil laboratorium) dan 3 lainnya memiliki nilai monosit 0%. Alasan akan ketidaksesuaian yang disebutkan yaitu adanya human error saat perhitungan serta belum diterapkan LIS (Laboratorium Information System) pada tahun tersebut. Total rekam medis pada penelitian ini yaitu sebanyak 128. Pengambilan data menggunakan lembar pengamatan yang berisi karakteristik responden; variabel neutrofil, monosit, trombosit, limfosit pada sesi 1 dan 6 kemoterapi; serta perhitungan PIV pada sesi 1 dan 6 kemoterapi. Data diuji menggunakan uji deskriptif statistik untuk menjawab tujuan dari penelitian Analisa univariat data kategorik meliputi: jenis kelamin, usia, lama menderita, dan stadium yang disajikan dalam bentuk frekuensi dan persentase. Data numerik meliputi: neutrofil, monosit, trombosit, limfosit pada sesi 1 dan 6 kemoterapi, PIV pada sesi 1 dan 6 kemoterapi ditampilkan dalam bentuk mean, median, standar deviasi, dan nilai min – maks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 100% responden berjenis kelamin perempuan, usia responden 44% berada di rentang 46 – 55 tahun (lansia awal), lama menderita lebih dari 1 tahun (81,6%), serta stadium yang tidak teridentifikasi sebesar 92%. Median neutrofil kemoterapi 1 5,08 x 103 /mm3 , median neutrofil kemoterapi 6 4,48 x 103 /mm3 , median monosit kemoterapi 1 0,42 x 103 /mm3 , median monosit kemoterapi 6 0,55 x 103 /mm3 , median trombosit kemoterapi 1 336 x 103 /mm3 , mean trombosit kemoterapi 6 368,52 x 103 /mm3 , median limfosit kemoterapi 1 2,24 x 103 /mm3 , dan median limfosit kemoterapi 6 2,11 x 103 /mm3 . Median perhitungan PIV kemoterapi sesi pertama yaitu 310,51 x 103 /mm3 sedangkan sesi ke 6 adalah 425,41 x 103 /mm3. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu terdapat perbedaan hasil antara sesi pertama dan ke 6 kemoterapi pada pasien kanker payudara. Monosit dan trombosit cenderung lebih tinggi pada sesi kemoterapi ke 6 sedangkan neutrofil dan limfosit ditemukan lebih tinggi pada sesi pertama. Jika neutrofil, monosit, dan trombosit ditemukan cenderung lebih tinggi pada kemoterapi sesi ke 6, maka tidak mencerminkan keadaan prognosis yang baik bagi penderita. Sedangkan limfosit memiliki sifat keterbalikan dari ketiga komponen sebelumnya. Hasil perhitungan PIV yang cenderung lebih tinggi juga merepresentasikan prognosis kanker payudara yang tidak lebih baik serta keberhasilan pengobatan kemoterapi yang telah dijalankan oleh responden.en_US
dc.description.sponsorshipNs. Mulia Hakam, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.MB. Ns. Ana Nistiandani, S.Kep., M.Kep.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Keperawatanen_US
dc.subjectBiomarkeren_US
dc.subjectKanker Payudaraen_US
dc.subjectKemoterapien_US
dc.subjectInflamasi Kankeren_US
dc.titleGambaran Biomarker Pada Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi Di Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jemberen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiIlmu Keperawatanen_US
dc.identifier.pembimbing1Ns. Mulia Hakam, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.MB.en_US
dc.identifier.pembimbing2Ns. Ana Nistiandani, S.Kep., M.Kep.en_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_firli_Maret_2024_4en_US
dc.identifier.finalization0a67b73d_2024_06_tanggal 06en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record