Sintesis dan Karakterisasi Arang Aktif dari Limbah Cangkang Telur Puyuh Berdasarkan Variasi Suhu Karbonisasi
Abstract
Cangkang telur puyuh merupakan limbah peternakan yang relatif jarang
dimanfaatkan karena langsung dibuang sehingga menyebabkan lingkungan
menjadi kotor karena aroma busuk dari cangkang telur yang membusuk. Namun
sebenarnya cangkang telur memiliki kandungan penting berupa kalsium karbonat
(CaCO3) sebesar 94%, kalsium fosfat (Ca3(PO4)2) sebesar 1%, magnesium karbonat
(MgCO3) sebesar 1%, dan zat organik sebesar 4%. Selain itu, cangkang telur
memiliki 7.000 hingga 17.000 pori sehingga dapat dijadikan sebagai arang aktif
untuk diaplikasikan sebagai adsorben, superkapasitor, elektroda karbon, catalyst
support, material penyusun GDL, dan lainnya.
Pada penelitian ini, pembuatan arang aktif dari cangkang telur puyuh
diawali dengan proses dehidrasi yaitu pengeringan cangkang telur selanjutnya
cangkang telur dihaluskan sampai menjadi serbuk, kemudian dilanjutkan proses
aktivasi secara kimia menggunakan aktivator KOH 20% (1:4) dan proses
karbonisasi pada suhu 400 ºC, 500 ºC dan 600 ºC. Arang aktif dari cangkang telur
puyuh dilakukan karakterisasi FTIR untuk mengetahui gugus fungsi arang aktif,
karakterisasi XRD untuk mengetahui struktur kristal, ukuran kristal, dan
kristalinitas arang aktif, sedangkan karakterisasi SEM-EDX untuk mengetahui
morfologi permukaan dan unsur penyusun arang aktif.
Hasil penelitian arang aktif dari cangkang telur puyuh berdasarkan
karakterisasi FTIR menunjukkan bahwa gugus fungsi O-H, C-O, C-H, C=O, CaO,
C=C, dan CO3
-2 teridentifikasi disemua variasi suhu karbonisasi 400 ºC, 500 ºC dan
600 ºC. Karakterisasi XRD menghasilkan struktur kristal arang aktif dari cangkang
telur puyuh berupa struktur kristal heksagonal pada semua variasi suhu karbonisasi.
Ukuran kristal arang aktif dari cangkang telur puyuh dengan variasi suhu 400 °C,
500 °C, dan 600 °C secara beturut-turut sebesar 52,65 nm; 55,88 nm; dan 58,67 nm.
Sedangkan nilai kristalinitas arang aktif dari cangkang telur puyuh berturut-turut
adalah 54,38%, 58,90%, dan 58,99%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
meningkatnya suhu karbonisasi maka semakin meningkat pula ukuran kristal dan
nilai kristalinitas arang aktif dari cangkang telur puyuh. Hasil karakterisasi SEMEDX
pada arang aktif dari cangkang telur puyuh dengan variasi suhu karbonisasi
400 °C, 500 °C, dan 600 °C menunjukkan bahwa semakin besar suhu karbonisasi
yang digunakan maka zat volatile yang menutupi permukaan arang aktif hilang dan
ukuran partikelnya semakin kecil. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh ukuran
partikel arang aktif cangkang telur puyuh dengan variasi suhu karbonisasi 400 °C,
500 °C, dan 600 °C berturut-turut 0,71-10,16 μm; 0,74-8,93 μm; dan 0,73-7,57 μm.
Kandungan unsur karbon pada arang aktif dari cangkang telur puyuh juga semakin
meningkat seiring meningkatnya suhu karbonisasi yang digunakan. Berdasarkan
penelitian ini diperoleh kandungan unsur karbon dari arang aktif dari cangkang telur
puyuh pada suhu karbonisasi 400 ºC, 500 ºC dan 600 ºC berturut-turut sebesar
49,20%, 59,40%, dan 69,00%. Berdasarkan hasil karakterisasi arang aktif dari
cangkang telur puyuh maka arang aktif ini dapat dimanfaatkan menjadi
hidoksiapatif sebagai bahan perawatan kerusakan tulang dan gigi karena
mengandung banyak kalsium karbonat. Selain itu, arang aktif dari cangkang telur
puyuh dapat dimanfaatkan menjadi adsorben karena ukuran partikel arang arang
aktif yang semakin kecil maka luas permukaan semakin besar sehingga daya serap
sebagai adsorben juga semakin besar.