Uji Degradasi Scaffold Hidroksiapatit Gipsum Puger-Pati Singkong (Manihot Esculenta Crantz) melalui Pelepasan Ion Kalsium sebagai Bahan Bone Graft
Abstract
Kasus kehilangan gigi oleh karena gigi lubang, sakit, dan pencabutan mengalami peningkatan. Pasca pencabutan gigi, tulang rahang akan cenderung mengalami penyusutan dimensi vertikal dan horizontal masingmasing berkisar antara 11% - 26% dan 29% - 63% dalam enam bulan pertama. Penyusutan tulang rahang akan menyulitkan penempatan implan gigi sebagai alternatif pengganti gigi yang hilang, menurunkan estetika dan kemampuan fungsionalnya. Perlu dilakukan prosedur pasca pencabutan yakni socket preservation menggunakan bone graft. Bone graft disisipkan ke dalam tubuh berupa scaffold yang terbuat dari hidroksiapatit gipsum puger dan biopolimer pati singkong (Manihot esculenta Crantz). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara in vitro laju degradasi dan pelepasan ion kalsium pada scaffold hisdroksiapatit gipsum puger yang dikombinasikan dengan pati singkong pada hari ke-1 dan ke-7 dengan menggunakan design penelitian post test control group design. Studi ini terdiri dari 3 kelompok scaffold HAGP-Pati Singkong dengan komposisi 100:0, 70:30, dan 50:50, masing-masing kelompok 4 sampel. Perendaman scaffold dalam larutan SBF selama 1 hari dan 7 hari. Tes degradasi dilakukan dengan mengamati berat scaffold sebelum dan sesudah perendaman. Selanjutnya, tes pelepasan ion kalsium menggunakan AAS. Sampel dengan laju degradasi dan pelepasan ion tertinggi dan terrendah berturut-turut adalah kelompok sampel 100:0 dan 50:50. Perbedaan yang signifikan dari uji degradasi adalah 0,003 dan uji pelepasan ion adalah 0,002 menggunakan Kruskal-Wallis dengan p < 0,05. Komposisi pati singkong mempengaruhi perilaku scaffold dengan penambahan yang lebih tinggi mengurangi laju degradasi dan pelepasan ion. Komposisi pati singkong pada scaffold HAGP 50:50 adalah yang terbaik untuk cangkok tulang terhadap degradasi.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]