Hubungan Spiritualitas dengan Persepsi Sakit Masyarakat Petani di Desa Tamanarum Kecamatan Parang Kabupaten Magetan
Abstract
Petani merupakan pekerjaan yang rentan akan kerja fisik yang berat, penggunaan pestisida hingga perubahan iklim yang beresiko menimbulkan masalah kesehatan seperti gangguan pada sistem pernapasan, neurologis, ginjal, kerusakan kulit hingga gangguan kesehatan mental seperti cemas, depresi dan pusing. Persepsi petani akan gejala penyakit yang muncul akan memengaruhi pengelolaan masalah kesehatan yang dialami. Sebagai bagian sistem pendukung petani dalam menjalani kehidupannya sebagai manusia yang juga makhluk rohani, spiritualitas mengambil peran secara tidak langsung terhadap persepsi sakit dalam mengelola gejala penyakit yang timbul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan spiritualitas dengan persepsi sakit masyarakat petani yang dilaksanakan pada 22 Juni – 14 Juli 2023 di Desa Tamanarum Kecamatan Parang Kabupaten Magetan. Desain penelitian ini adalah korelasi dengan cross sectional menggunakan teknik cluster random sampling dengan sampel penelitian sejumlah 367 orang yang sesuai kriteria inklusi. Pengambilan data menggunakan kuesioner Persepsi Sakit dan Daily Spiritual Experience Scale (DSES). Teknik analisa data penelitian ini berupa analisa univariat untuk mengetahui distribusi dan frekuensi karakteristik responden serta analisa bivariat dengan uji korelasi Kendall Tau, α = 0.05 untuk mengetahui adanya hubungan antara dua variabel. Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas masyarakat petani di Desa Tamanarum menunjukkan tingkat spiritualitas yang tinggi yakni sebanyak 336 responden (91,5%) serta memiliki persepsi sakit yang positif sebanyak 329 responden (89.6%) dan 38 responden (10.4%) memiliki persepsi sakit yang negatif. Analisa data didapatkan hasil p = 0.003 dengan nilai α = 0.05. Karena nilai p = 0.003< 0.05 berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Kesimpulan penelitian ini yakni terdapat hubungan antara spiritualitas dengan persepsi sakit masyarakat petani di Desa Tamanarum Kecamatan Parang Kabupaten Magetan. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang memengaruhi persepsi sakit baik secara internal meliputi pengalaman dan
pengetahuan dalam mengatasi gejala yang dialami maupun eksternal meliputi ketersediaan layanan kesehatan hingga kondisi sosial budaya sekitar. Dalam hal ini spiritualitas turut berperan dalam memberikan respon sakit yang erat kaitannya
dengan pemahaman individu dalam merespon gejala sakit yang dialami sehingga aspek spiritualitas tidak dapat dilepaskan melalui upaya mengatasi masalah kesehatan.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]