Daya Antibakteri Pasta Gigi dengan Kandungan Ekstrak Biji Kopi Robusta (Coffea Canephora) terhadap Streptococcus sanguinis
Abstract
Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut masih tergolong rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan
data hasil Riskesdas pada tahun 2018 yang mengatakan bahwa proporsi masalah
kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia adalah sebesar 57,6%. Berbagai
masalah gigi dan mulut seringkali diawali dengan akumulasi plak yang terjadi
secara terus menerus dan tidak terkontrol.
Salah satu bakteri Gram positif yang banyak ditemukan di rongga mulut
sebagai pembentuk plak adalah S. sanguinis. S. sanguinis merupakan bakteri yang
berperan sebagai pengendali dalam perkembangan biofilm dan juga perkembangan
berbagai penyakit di rongga mulut. Akumulasi plak dapat dicegah dengan
melakukan kontrol plak secara mekanis, yakni dengan menyikat gigi dengan
menggunakan sikat dan pasta gigi.
Saat ini telah banyak ditemukan inovasi baru yakni penambahan bahan
herbal yang memiliki kandungan antibakteri ke dalam pasta gigi. Contoh tanaman
herbal yang mudah ditemukan di Indonesia adalah tanaman kopi, yakni salah
satunya adalah kopi robusta (Coffea canephora). Biji kopi robusta memiliki
beberapa kandungan senyawa yang berfungsi sebagai bahan antibakteri.
Kandungan tersebut antara lain kafein, trigonelin, asam klorogenat, senyawa fenol,
dan caffeic acid. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya antibakteri pasta
gigi yang mengandung ekstrak biji kopi robusta dengan konsentrasi 12,5%, 25%,
dan 50% dalam menghambat pertumbuhan S. sanguinis.
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan rancangan
penelitian menggunakan the post test only control group design. Penelitian ini
menggunakan metode difusi sumuran yang terdiri dari dua kelompok kontrol dan
tiga kelompok perlakuan. Kelompok kontrol terdiri dari kontrol positif (pasta gigi
kopi arabika) dan kontrol negatif (pasta gigi plasebo). Kelompok perlakuan terdiri
dari pasta gigi yang mengandung ekstrak biji kopi robusta konsentrasi 12,5%; 25%;
dan 50%. Setiap kelompok diambil dan diisikan di lubang sumuran pada permukaan
media Mueller Hinton Agar (MHA) yang telah diinokulasikan S. sanguinis sebanyak 0,1 gram, kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37ºC.
Selanjutnya dilakukan pengukuran diameter zona hambat pada sekeliling lubang
sumuran dengan menggunakan jangka sorong.
Data dianalisis menggunakan uji Saphiro Wilk dan menghasilkan nilai
signifikansi p>0,05 yang artinya data terdistribusi normal. Kemudian data diuji
homogenitasnya menggunakan uji Levene dan menghasilkan nilai signifikansi
p<0,05 yang artinya data tidak homogen. Analisis dilanjutkan dengan uji statistik
non parametrik Kruskal Wallis, dan menunjukkan nilai signifikansi p<0,05 yang
artinya terdapat perbedaan yang signifikan dan kemudian dilakukan uji Mann
Whitney dengan hasil nilai p<0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antar kelompok. Terakhir, dilakukan uji regresi linear
sederhana untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel konsentrasi dan
zona hambat yang terbentuk. Diperoleh hasil nilai signifikansi p<0,05, sehingga
dapat dikatakan bahwa variabel konsentrasi ekstrak yang terkandung di dalam pasta
gigi berpengaruh terhadap variabel diameter zona hambat, dan dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak biji kopi robusta yang terkandung dalam
pasta gigi akan menghasilkan diameter zona hambat yang semakin besar.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pasta gigi yang mengandung ekstrak
biji kopi robusta dengan konsentrasi 12,5%, 25%, dan 50% memiliki daya
antibakteri terhadap S. sanguinis.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]