dc.contributor.author | Lailia, Riski Nur | |
dc.date.accessioned | 2024-01-24T07:54:18Z | |
dc.date.available | 2024-01-24T07:54:18Z | |
dc.date.issued | 2024-01-17 | |
dc.identifier.nim | 170110401050 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/119623 | |
dc.description.abstract | Film eksperimental tidak memiliki plot namun tetap memiliki struktur.
Struktur film eksperimental sangat dipengaruhi oleh insting subjektif sineas seperti
gagasan, ide, emosi serta pengalaman batin mereka. Umumnya film eksperimental
berbentuk abstrak dan tidak mudah dipahami. Hal ini disebabkan karena
menggunakan simbol-simbol personal yang mereka ciptakan sendiri.
Film berjudul Amigdala secara garis besar menceritakan tentang ingatan
seorang perempuan yang kesehariannya selalu terlihat baik-baik saja, ceria, dan
selalu tersenyum namun perempuan ini menyimpan beberapa ingatan buruk serta
trauma yang menyebabkan dia mengalami gangguan kesehatan mental yang
membuat dia merasa bersalah berlebihan terhadap orang lain maupun dirinya.
Pengkarya memiliki sebuah gagasan untuk membuat film eksperimental yang
menggunakan komunikasi dalam bentuk bahasa tubuh dan mimik atau ekspresi
serta penonton diberikan kebebasan untuk berpikir karena tidak ada percakapan
dalam film yang akan dibuat. Latar belakang terciptanya ide ini dikarenakan
kegelisahan dan perubahan emosi pengkarya ketika mengingat beberapa hal yang
menyebabkan kesehatan mental terganggu.
Pengkarya mengambil mayor editing. Hasil dari proses editing berupa cerita
yang bermakna sedekat mungkin untuk mencapai tujuan dibalik pengambilan
gambar yang dilakukan untuk menghibur, menginformasikan dan menginspirasi.
Seorang editor dituntut untuk memiliki kesadaran akan penceritaan yang kuat
sehingga muncul kreativitas yang kuat dalam merangkai shot demi shot.
Tujuan pengkarya membuat karya ini adalah menyampaikan pesan sosial
mengenai kesehatan mental dalam bentuk film dan menggambarkan realita
kehidupan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental dalam sebuah
karya film dengan konsep discontinuity editing.
viii
Proses pembuatan film Amigdala melewati beberapa tahap antara lain
praproduksi, produksi dan paskaproduksi. Pada tahap praproduksi pengkarya
melakukan pengembangan ide cerita bersama penulis naskah tentang ide yang
perkarya miliki, tahap selanjutnya pengkarya mendiskusikan naskah dengan penata
gambar. Hal ini bertujuan agar pengkarya dapat membayangkan visual yang akan
dibuat serta memberikan saran shot kepada penata gambar agar dapat menerapkan
konsep discontinuity editing yang akan pengkarya gunakan. Seorang editor
bertanggung jawab penuh atas pemilihan software dan hardware yang akan
digunakan untuk proses penyuntingan gambar dalam proses paskaproduksi. Pola
kerja yang digunakan pengkarya adalah non linear editing. Non linear editing
merupakan sistem pola kerja penyuntingan gambar yang dapat dilakukan tidak
berurutan. Pada proses produksi pengkarya memiliki asisten sebagai on loc editor
sekaligus Digital Imaging Technician (DIT). On loc editor akan menggantikan
pengkarya selama proses syuting karena pengkarya berperan ganda sebagai
sutradara, sehingga on loc editor akan mengorganisasi file projek dan mengedit
hasil proxy sesuai dengan timeline selama proses produksi berlangsung. Tahap
paskaproduksi merupakan tahap akhir dalam proses pembuatan film, pada tahap ini
pengkarya sebagai editor mulai melakukan proses offline editing untuk merapikan
atau merangkai ulang semua footage yang sudah di edit oleh on loc editor
berdasarkan script report untuk mendapatkan sequence yang sesuai dengan urutan
naskah dan menjadikan sebuah film yang utuh dan mampu bercerita kepada
penonton. Rough cut akan dikerjakan sampai mendapat cutting film versi terbaik
sesuai kesepakatan pada tahap offline editing yaitu final cut. Sequence dari hasil
final cut akan dikonversi ke format lain sesuai kebutuhan online editing. Tahap ini
terdiri dari coloring dan music scoring. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS ILMU BUDAYA | en_US |
dc.subject | Discontinuity Editing | en_US |
dc.subject | Film Amigdala | en_US |
dc.title | Discontinuity Editing dalam Film Amigdala | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | TELEVISI DAN FILM | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Muhammad Zamroni, S. Sn, M.Sn | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | Dwi Haryanto, S. Sn., M. Sn. | en_US |
dc.identifier.validator | Teddy | en_US |
dc.identifier.finalization | Teddy | en_US |