Verba “Memotong” dalam Bahasa Madura di Desa Opo Opo Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo
Abstract
Penduduk Desa Opo Opo, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, sebagian besar masyarakatnya memakai dialek Madura. Pada penelitian ini peneliti menemukan fenomena banyak kata yang maknanya sama, tapi dalam konteks melakukan perbuatan dalam hal „memotong‟ tidaklah sama, dan peneliti menemukan fenomena kata verba „memotong‟ dalam bahasa Madura, banyak tipe-tipe verba dalam kata tersebut. Peneliti akan mengklasifikasi komponen makna pembeda dalam setiap kalimat yang diucapkan dan mengklasifikasikan dalam bentuk-bentuk leksikal verba „memotong‟. Adapun unsur yang lain peneliti meneliti tentang kata verba memotong dalam bahasa Madura dari unsur ke spesifikan dan unsur yang generik berdasarkan objek dan alat yang digunakan.
Penelitian di ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data perbuatan dan tuturan kalimat di dapat di Desa Opo Opo, Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo Data dalam penelitian ini merupakan data-data yang diajarkan oleh informan dan bermakna dasar verba "memotong" bahasa Madura di Desa Opo Opo, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo. Penyediaan data yang dilakukan dalam penelitian ini di antaranya (1) data dan sumber data, (2) metode dan teknik pengumpulan data; (3) metode dan teknik analisis data dan; (4) teknik pengumpulan hasil analisis data. Sumber data dalam penelitian ini adalah makna dasar verba memotong dalam bahasa Madura di Desa Opo Opo, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo. Metode yang digunakan adalah simak bebas libat cakap dengan teknik catat dan teknik rekam. Metode analisis data adalah metode deskriptif kualitatif. Penyajian hasil analisis data menggunakan data formal dan informal, metode format dan informal yaitu kebahasaan dan simbol biner plus (+) minus (-).
Hasil penelitian ini verba yang bermakna „memotong‟ dalam bahasa Madura di Desa Opo Opo, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo meliputi kata ngettok [ŋəttב?], meddhung [mɛdḍhuŋ], ngobet [ŋobèt], ghoro’ [ghoro‟], cokor [cבkבr], notto [nבttב], nyeksek [ñe?se?], ngeres [ŋerƐs], melli [məlli], nattak [natta?], nogel [nבgəl], ngunteng [ŋuntƐŋ], mogher [mבg ¹ ər] ghelghel [g ¹ əl g ¹ əl] masat,[masat], ngarek [ŋarƐ?] dan sonnat [sבnnat]. ]. Istilah memotong dalam hal kata yang khusus di Desa Opo opo, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo meliputi tiga aspek; ngalak opa [meminta upah]; kotingan [kבrtiŋan]; dan persenan [persƐnan]. Jenis kata di atas terdiri atas komponen spesifik dan generik adapun komponen-komponen pembeda maknya meliputi: (1) komponen makna generiknya adalah benda yang bersifat keras, sedangkan komponen makna spesifiknya adalah benda yang tidak bersifat keras;
(2) komponen pembeda alat yang digunakan untuk memotong; (3) komponen pembeda makna leksikal verba „memotong‟ berdasarkan bagaimana memotong benda tersebut; (4) komponen pembeda dengan menggunakan unsur lambang semantik yaitu (+) dan (-).
Jenis kata „memotong‟ dalam bahasa Madura di Desa Opo-Opo, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo. Merupakan verba perbuatan yang menjadi dasar verba dalam bahasa Madura dalam hal memotong benda maupun anggota tubuh manusia. Alat- alat yang digunakan adalah pisau, celurit, waddung, gergaji, silet, gunting, ataupun alat tajam lainnya. „memotong‟ dalam bahasa Madura merupakan kegiatan yang diperbuat oleh manusia, yang menggambarkan memotong benda-benda yang bernyawa ataupun tidak bernyawa. Perbedaan dalam setiap kata verba „memotong‟ dalam bahasa Madura memiliki makna tersendiri dalam setiap kalimat yang di ucapkan, tergantung aktivitas perbuatan memotong apa yang dilakukan. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa untuk membedakan suatu kata dengan yang lain ditandai dengan lambing dan analisis tentang makna memotong, di deskripsikan dengan posisi gerak dalam memotong dan benda yang dipotong bersifat spesifik khusus atau generik umum