dc.description.abstract | Resveratrol adalah suatu senyawa polifenol stilbenoid yang berasal dari kulit anggur, kacang tanah, dan buah berry. Resveratrol memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat dan memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai hepatoprotektif, mencegah penuaan, dapat memperbaiki neurodegenerative, meningkatkan fungsi endotel, antiinflamasi, dan mencegah karsiogenesis. Menurut Biopharmaceutical Classification System (BCS), resveratrol tergolong obat kelas 2 yang memiliki kelarutan rendah tetapi permeabilitasnya tinggi. Kelarutan resveratrol dalam air hanya sebesar 0,03 g/L. Kelarutan yang rendah akan mempengaruhi laju disolusi sehingga jumlah obat yang diabsorbsi terbatas yang menyebabkan efektivitas terapeutiknya rendah.
Kelarutan resveratrol ditingkatkan melalui pembentukan kokristal. Kokristal merupakan senyawa kristal yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang berbeda pada rasio stoikiometri tertentu dan berikatan dalam suatu kisi kristal melalui interaksi non-kovalen seperti ikatan hidrogen dan interaksi van der waals. Metode kokristal dipilih karena pembentukan kokristal tidak mempengaruhi aktivitas farmakologi bahan aktif tetapi dapat meningkatkan sifat fisika bahan aktif seperti kelarutan.
Untuk membentuk suatu kokristal dibutuhkan minimal 2 komponen yaitu bahan aktif farmasi dan koformer. Koformer adalah suatu komponen yang dapat membentuk ikatan non-kovalen dengan bahan aktif sehingga sifat fisika kimia bahan aktif berubah tetapi tidak mempengaruhi efektivitas terapi bahan aktif. Koformer memiliki persyaratan – persyaratan tertentu yaitu mudah larut dalam air, tidak toksik, inert, dan mampu berikan secara non-kovalen dengan bahan aktif. Asam dipikolinat merupakan senyawa yang cocok untuk digunakan sebagai koformer. Asam dipikolinat memiliki 2 gugus fungsi ikatan hidrogen donor dan 5 gugus fungsi ikatan hidrogen akseptor sehingga asam dipikolinat mudah membentuk ikatan hidrogen dengan resveratrol.
Pada penelitian ini, pembentukan kokristal dilakukan menggunakan metode penguapan pelarut dan drop grinding. Metode penguapan pelarut dipilih karena preparasinya yang mudah dan dapat menghasilkan kokristal yang stabil secara termodinamika. Sedangkan drop grinding dipilih karena membutuhkan sedikit pelarut dan waktu preparasi cepat. Pelarut yang digunakan untuk kedua metode adalah etanol. Etanol dipilih karena etanol sangat mudah melarutkan resveratrol dan asam dipikolinat. Etanol juga mudah menguap sehingga cocok digunakan untuk kedua metode ini.
Hasil penelitian pembentukan kokristal resveratrol-asam dipikolinat menggunakan metode penguapan pelarut dan drop grinding menunjukkan bahwa sampel membentuk padatan baru kokristal. hal tersebut ditunjukkan dengan hasil karakterisasi SEM, DSC, FTIR, dan PXRD. Dari hasil karakterisasi sampel resveratrol-asam dipikolinat menggunakan SEM menunjukkan padatan yang terbentuk memiliki morfologi dan topografi permukaan yang berbeda dari bahan penyusunnya. Sampel kokristal resveratrol-asam dipikolinat hasil metode penguapan pelarut dan drop grinding berbentuk lempengan persegi panjang dan memiliki permukaan yang halus. Dari hasil karakterisasi DSC dapat diketahui bahwa sampel memiliki titik lebur dan entalpi peleburan yang berbeda dari bahan penyusunnya. Sampel resveratrol-asam dipikolinat hasil penguapan pelarut memiliki titik lebur dan entalpi peleburan pada suhu 215,6℃ (∆H=72,929 J/g) sedangkan dengan metode drop grinding titik lebur dan entalpi peleburan pada suhu 224,4℃ (∆H=94,146 J/g). Dari hasil karakterisasi FTIR terdapat pergeseran puncak serapan pada spectra sampel resveratrol-asam
dipikolinat yang menunjukkan terjadi interaksi intermolekuler antara resveratrol dan asam dipikolinat pada ikatan O-H resveratrol dengan C=O asam dipikolinat sehingga membentuk ikatan hidrogen. Dari hasil karakterisasi PXRD terdapat difraktogram baru
yang muncul pada kedua sampel resveratrol-asam dipikolinat. Puncak difraktogram baru yang spesifik pada sampel hasil metode penguapan pelarut muncul pada sudut difraksi 13,83º dan 20,33º. Puncak difraktogram yang baru pada sampel hasil metode
drop grinding muncul pada sudut difraksi 13,19º; 20,29º; 25,26º dan 26,06º. Kokristal resveratrol-asam dipikolinat hasil preparasi metode penguapan pelarut dan drop grinding memiliki kelarutan dan aktivitas antioksidan yang tidak berbeda signifikan (p>0,05) dengan resveratrol murni. Namun, kokristal resveratrol-asam dipikolinat hasil preparasi metode drop grinding memiliki kelarutan yang berbeda signifikan (p<0,05) dengan kokristal resveratrol-asam dipikolinat hasil preparasi metode penguapan pelarut. | en_US |