Show simple item record

dc.contributor.advisor
dc.contributor.advisor
dc.contributor.authorPRODEKTA, Prabowo Singgih
dc.date.accessioned2023-11-21T07:16:59Z
dc.date.available2023-11-21T07:16:59Z
dc.date.issued2023-06-22
dc.identifier.nim160810101157en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/118812
dc.descriptionvalidasi_repo_firli_oktober_2023_19 Finalisasi unggah file repositori tanggal 21 November 2023_Kurnadien_US
dc.description.abstractKrisis keuangan global menyebabkan penurunan yang luar biasa pada keseimbangan anggaran pemerintah dan neraca transaksi berjalan (Banjay dan Aneja, 2019). Pada perekonomian terbuka, defisit anggaran pemerintah dan defisit transaksi berjalan dianggap bergerak secara bersamaan yang kemudian disebut sebagai twin deficit hypothesis. Twin deficit hypothesis merupakan kondisi dimana defisit anggaran pemerintah mempengaruhi defisit transaksi berjalan (Ganchev, 2010; Nizar, 2013; Gebremariam, 2018; Helmy, 2018; Damalie dan Daniel, 2019). Hubungan defisit anggaran pemerintah dan defisit transaksi berjalan yang disebut dengan twin deficit hypothesis menjadi masalah utama yang harus diwaspadai oleh negara-negara di dunia karena dapat memperlambat proses pembangunan nasional yang sedang berlangsung (Kuncahyo, 2016; Merza et al., 2012). Kondisi tersebut mengharuskan pemerintah untuk mempertahankan stabilitas makro dan pertumbuhan ekonomi dengan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang tidak berlebihan yang justru akan mengganggu kinerja ekonomi suatu negara. Secara teoritis, twin deficit hypothesis dapat dijelaskan melalui pendekatan Mundell-Flemming yang menyatakan bahwa peningkatan defisit anggaran pemerintah menyebabkan tabungan nasional turun yang kemudian direspon oleh suku bunga. Tingkat suku bunga domestik perlahan akan naik seiring dengan menurunnya tabungan nasional. Tingkat suku bunga yang naik akan merangsang aliran modal masuk (capital inflows) dan menyebabkan apresiasi nilai tukar mata uang domestik. Apresiasi nilai tukar mata uang domestik terjadi sebagai akibat dari adanya permintaan uang domestik yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya capital inflows. Apresiasi nilai tukar mata uang domestik ini selanjutnya mendorong peningkatan impor dan penurunan ekspor sehingga menyebabkan defisit transaksi berjalan (Bagheri, Piraee dan Keshtkaran, 2012; Leachman dan Francis, 2002; Salvatore, 2006). Di sisi lain, studi empiris juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Mohanty (2019) yang dalam penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan jangka panjang diantara variabel-variabel yang digunakan dan defisit fiskal secara signifikan berpengaruh positif terhadap defisit transaksi berjalan dalam jangka pendek dan jangka panjang yang mana hal tersebut membuktikan bahwa di India terdapat fenomena twin deficit hypothesis. Namun Sobrino (2013) yang melakukan penelitian untuk melihat hubungan kausalitas antara surplus fiskal dan pengeluaran fiskal dengan neraca transaksi berjalan, tidak berhasil membuktikan adanya twin deficit hypothesis di Peru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh anggaran pemerintah, suku bunga, foreign direct investment, dan nilai tukar terhadap neraca transaksi berjalan di Indonesia berdasarkan konsep twin deficit hypothesis menurut pendekatan Mundell-Flemming. Penelitian ini menggunakan data time series dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2021 dengan metode analisis data Vector Error Correction Model (VECM). Hasil analisis VECM menunjukkan bahwa dalam jangka pendek anggaran pemerintah, suku bunga, foreign direct investment, dan nilai tukar tidak berpengaruh terhadap neraca transaksi berjalan. Dalam jangka panjang hasil analisis VECM menunjukkan bahwa foreign direct investment dan niai tukar secara signifikan berpengaruh negatif terhadap defisit transaksi berjalan sedangkan suku bunga seacara signifikan berpengaruh positif terhadap neraca transaksi berjalan. Namun anggaran pemerintah dalam jangka panjang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap neraca transaksi berjalan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini tidak dapat membuktikan eksistensi twin deficit hypothesis di Indonesia berdasarkan pendekatan Mundell-Flemming.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing utama : Dr. Lilis Yuliati, S.E., M.Si. Dosen Pembimbing anggota : Dr. Agus Luthfi, M.Si.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ekonomi dan Bisnisen_US
dc.subjectEkonomi Moneteren_US
dc.subjectNeraca Transaksi Berjalanen_US
dc.subjectTwin Deficit Hypothesisen_US
dc.subjectVector Error Correction Modelen_US
dc.titleStudi Empiris Twin Deficit Hypothesis di Indonesia: Pendekatan Mundell-Flemmingen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiStudi Pembangunanen_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Lilis Yuliati, S.E., M.Si.en_US
dc.identifier.pembimbing2Dr. Agus Luthfi, M.Si.en_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_firli_oktober_2023_19en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record