Perbandingan Algoritma K-medoids Dan K-means Dalam Pengelompokan Kecamatan Berdasarkan Produksi Padi Dan Palawija Di Jember
Abstract
Pengelolaan tanaman pangan sangat penting untuk mendukung ketahanan
pangan. Data panen dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jember pada tahun
2020 menunjukkan variasi hasil panen padi dan tanaman pokok lainnya.
Keragaman hasil panen tersebut memerlukan pengelompokan wilayah berdasarkan
hasil panen. Pengelompokan adalah salah satu fungsi data mining. Data mining
adalah teknik untuk mengekstrak pengetahuan dari sejumlah besar dataset.
Clustering digunakan untuk mengelompokkan kelompok objek serupa dalam
dataset yang tidak dikenal. Algoritma yang umum digunakan dalam analisis
clustering adalah K-means dan K-medoids. Kedua algoritma tersebut memiliki
tujuan yang sama, yaitu mempartisi data menjadi beberapa cluster berdasarkan
kesamaan karakteristik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja
kedua algoritma tersebut dengan menggunakan dataset yang sama. Langkah awal
dalam penelitian ini adalah membandingkan metode K-means dan K-medoids dan
kemudian mengevaluasi metode perbandingan tersebut menggunakan Davies Bouldin Index (DBI). Hasil evaluasi DBI kemudian diinterpretasikan untuk
menentukan algoritma yang lebih unggul. Nilai DBI terbaik adalah K-means
(0.648) lebih kecil dibandingkan dengan K-medoids (0.886). Hasil
pengelompokkan dibagi menjadi 6 klaster yaitu diperoleh klaster satu sebanyak 1
kecamatan, klaster dua sebanyak 3 kecamatan, klaster tiga sebanyak 2 kecamatan,
klaster klaster empat sebanyak 3 kecamatan, klaster lima sebanyak 8 kecamatan dan
klaster 6 sebanyak 14 kecamatan