Pengaruh Modal Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Gerbangkertosusila Provinsi Jawa Timur
Abstract
Persoalan Human Capital (Modal Manusia) telah diakui Bank Dunia sebagai
pendorong utama untuk mencapai tingkat pendapatan yang lebih tinggi dengan
merancang indeks human capital untuk mengukur konstribusi kesehatan dan
pendidikan bagi perekonomian (Islam, 2020). Menurut Becker (1993) bahwa
manusia tidak sebagai sumber daya tetapi modal yang memiliki manfaat kembali
dan tiap pengeluaran yang dilaksanakan dalam rangka pengembangan kualitas
modal dapat dikatakan investasi. Human capital merupakan investasi produktif
berfokus pada manusia itu sendiri dalam bentuk diantaranya, cita – cita,
keterampilan, kesehatan, kecakapan, dan lainnya yang diwujudkan dalam bentuk
pengeluaran pemerintah dalam bidang pendidikan, pengembangan program
keterampilan kerja, penyediaan, program penawaran, pemeliharaan, dan lain
sebagainya.
Pendidikan dan kesehatan merupakan komponen penting untuk pembangunan
dan pertumbuhan sebagai input bagi fungsi produksi agregat, apabila pendidiikan
dan kesehatan manusia terjamin maka produktivitas akan bertambah tinggi (Todaro
dan Smith, 2006:236). Kesehatan merupakan pokok kesejahteraan, dan pendidikan
adalah inti untuk menggapai kehidupan yang berharga. Dimana kedua aspek
tersebut adalah kemampuan yang membentuk manusia yang lebih luas dan berada
pada inti dari makna pembangunan. Psacharopoulus (2002) memberikan bukti
adanya hubungan positif pendidikan dan kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Dalam penelitiannya tersebut pendidikan, kesehatan, dan nutrisi merupakan aspek
penting dalam meningkatkan modal manusia. Adanya peningkatan pendidikan dan
kesehatan secara meluas akan memberikan dampak terhadap kenaikan produktivitas
dan penghasilan masyarakat. Kawasan Gerbangkertosusila merupakan suatu
kawasan yang terbentuk sebagai tujuan dari langkah percepatan pembangunan
wilayah di Jawa Timur. Pada PP No. 47 Tahun 1996 tentang Rancangan Tata Ruang
Wilayah (RTRW) kemudian melalui Perda Jatim No. 4 Tahun 1999 menetapkan
kawasan Gerbangkertosusila (GKS) sebagai wilayah administratif di Jawa Timur,
dengan tujuan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan antar daerah. Dengan
terdiri dari tujuh Kabupaten atau Kota yang tergabung dalam Satuan Wilayah
Pembangunan (SWP) yaitu Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten
Mojokerto, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Lamongan.
Adanya tren positif dari laju pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada kawasan
Gerbangkertosusila, hal ini dimungkinkan karena adanya pengaruh dari tingginya
laju perbaikan modal manusia pada kawasan Gerbangkertosusila. Dalam Teori
Schultz menyatakan bahwa manusia sebagai penggerak utama faktor produksi
(Jourahotun, 2018). Modal manusia dapat diukur melalui bidang pendidikan dan
kesehatan (Todaro, 2000). Pendidikan dan pelatihan dapat menjadi nilai tambah
bagi seseorang individu. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak pelatihan
maka kemampuan dan keterampilan akan semakin banyak ilmu yang dimiliki.
Sedangkan untuk kesehatan merupakan bidang yang saling terkait dengan
pendidikan. Tingkat kesehatan yang tinggi dapat menunjukkan tingkat produktifitas
bagi individu.
Menurut Becker (1993) dan Todaro (2003) dengan memberikan pengertian
bahwa modal manusia merupakan bentuk investasi yang dilakukan untuk
pengembangan manusia, yang meliputi pendidikan dan kesehatan. Kedua faktor
tersebut mampu untuk mempengaruhi jumlah produktivitas dan menghasilkan
output bagi suatu negara. Karna alasan tersebut pendidikan dan kesehatan menjadi
tujuan mendasar dari sebuah pembangunan, kesehatan merupakan gambaran dari
kesejahteraan masyarakat dan pendidikan merupakan modal dari kehidupan yang
lebih baik. Kedua hal tersebut merupakan fundamental dalam pembentukan
kapabilitas manusia untuk sebuah pembangunan dalam mencapai sebuah
pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan pada asumsi tersebut, penelitian ini terfokuskan menguji adanya
Pengaruh Modal Manusia dan Angka Partisipasi Kerja Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Jawa Timur, khususnya yang ada di wilayah kawasan
Gerbangkertosusila. Variabel yang akan digunakan meliputi Modal Manusia
(dihitung menggunakan data Rata – Rata Lama Sekolah dan Angka Harapan Hidup)
dan Angka Partisipasi Kerja sebagai variabel (X). Dan variabel (Y) Pertumbuhan
Ekonomi. Menggunakan data panel tahun 2017-2021 di Kabupaten Gresik,
Kabupaten Bangkalan, Kabupaten dan Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Kabupaten
Sidoarjo, Kabupaten Lamongan (Gerbangkertosusila). Dalam penelitian ini ingin
mengkaji pengaruh Modal Manusia dan Angka Partisipasi Kerja terhadap
pertumbuhan Ekonomi yang ada di Kawasan Gerbangkertosusila.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendidikan, Kesehatan dan Angka
Partisipasi Kerja di Kawasan Gerbangkertosusila berpengaruh negative dan tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang ada di kawasan Gerbangkertosusila.
Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh
Hierdawati (2022) dengan meneliti “Pengaruh TPSK, Kesehatan, dan Pendidikan
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jambi” menunjukkan bahwa hasil
salah satu tujuan penelitian terkait tingkat kesehatan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Jambi tidak berpengaruh signifikan. Penelitian Okumade &
Ahmad (2020) juga yang mendukung untuk angka harapan hidup berpengarh
negatif dengan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Penelitian yang dilakukan oleh
Hepi & Wiwin (2018) menghasilkan bahwa angka harapan hidup beropengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Handayani, at.,el (2016) meneliti
mengenai “Pengaruh Jumlah Penduduk, Angka Harapan Hidup, Rata – Rata Lama
Sekolah dan PDRB per Kapita Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali”
menunjukkan bahwa Angka Harapan Hidup tidak berpengaruh terhadap PDRB per
Kapita dan Pertumbuhan Ekonomi.