dc.description.abstract | Asupan nutrisi terbaik bagi bayi adalah Air Susu Ibu (ASI) atau bisa
disebut ASI Ekskusif. Faktor yang menyebabkan tidak berhasilnya target standart
pelayanan minimal mengenai ASI Ekslusif adalah adanya hambatan, yaitu
minimnya pemahaman ibu mengenai manfaat serta tujuan diberikannya ASI
eksklusif, saat sedang memeriksakan kehamilan ibu tidak mendapat edukasi
mengenai kehamilan, pemberian ASI eksklusif, cara menyusui dengan benar,
inisiasi menyusui dini, dukungan suami dan keluarga. Kurangnya pengetahuan ibu
mengenai pentingnya ASI Eksklusif bagi bayi, dukungan suami maupun keluarga
yaitu sebagai penyebab cakupan ASI menurun. Tujuan Penelitian ini adalah untuk
mengetahui Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku ibu dalam Pemberian
ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 0-6 Bulan pada Wilayah Pertanian di Desa
Jatimulyo Kunir.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan
cross-sectional dan menggunakan teknik total sampling dengan total jumlah
sampel sebanyak 84 responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan
kuisoner dan wawancara kepada responden. Analisis data dalam penelitiian ini
adalah analisis univariat untuk mengetahui terakit frekuensi dan prosentase dari
setiap variabel.
Berdasarkan karakteristik dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 84
responden menurut kategori usia mayoritas responden berada pada rentan usia 20-
35 tahun sebanyak 84,5%. Kategori pendidikan mayoritas adalah tingkat SMP
sebanyak 57.1%. dan untuk kategori pekerjaan mayoritas adalah ibu rumah tangga
sebanyak 84.5%. Terkait pemberian ASI Eksklusif bahwa mayoritas ibu yang
memberikan ASI Eksklusif pada bayinya yang berada pada rentang usia 20-35
tahun sebanyak 68%, tingkat pendidikan ibu yang memberikan ASI Eksklusif
terbanyak yaitu tingkat SMP sebanyak 57,1%, dan mayoritas pekerjaan yaitu ibu rumah tangga sebanayak (84,5%). Mayoritas tingkat pengetahuan ibu di Desa
Kunir memiliki pengetahuan yang baik terdapat 75 responden (89,3%). Hanya 9
responden yang memiliki kategori pendidikan kurang baik (10,7%). Mayoritas
sikap ibu dengan kategori positif terdapat 73 responden (87%) dan untuk kategori
sikap negatif terdapat 11 responden (13%). Terkait perilaku ibu dalam pemberian
ASI Eksklusif terdapat 63 responden (75%) yang memberikan ASI Eksklusif
kepada bayinya, sedangkan untuk 21 responden (25%) tidak memberikan ASI
Eksklusif kepada bayinya.
Pengetahuan dan sikap dari seorang ibu bukanlah faktor utama yang
mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif kepada bayinya, melainkan
terdapat faktor lain penyebab kegagalan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif
kepada bayinya diantaranya yaitu, dukungan suami dan keluarga, lingkungan
skeitar, ibu yang bekerja, kurangnya pengetahuan ibu mengenai cara penyimpanan
ASI yang baik selama ibu bekerja serta kurang mengetahui cara merawat
payudara untuk memperlancar produksi ASI Eksklusif atau dengan alasan
produksi ASI yang tidak lancar. Kegagalan lain dalam proses menyusui salah
satunya dikarenakan faktor status kesehatan ibu ketika sebelum hamil, selama
hamil dan selama ibu menyusui hal itulah penyebbab ibu tidak dapat memberikan
ASI Eksklusif kepada bayinya.
Saran yang dapat peneliti berikan khususnya kepada tenaga kesehatan dan
ibu di Desa Kunir adalah diharapkan adanya peningkatan kegiatan dan program
terkait penyuluhan mengenai pemberian ASI Eksklusif dengan cara mengikuti
kegiatan rutin posyandu untuk meningkatkan pengetahuan; memberikan ASI
Eksklusif kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan, dan tidak memberikan
makanan pendamping sebelum bayi berusia 6 bulan, memberikan dukungan dan
support kepada ibu lain untuk memberikan ASI eksklusif; Menjaga kesehatan
fisik maupun mental agar tetap terjaga kesehatan ibu untuk memberikan ASI
Eksklusif kepada bayi dengan kondisi jiwa raga yang sehat. | en_US |