Show simple item record

dc.contributor.authorUMMAH, Afifah Nandirotul
dc.date.accessioned2023-10-11T23:24:50Z
dc.date.available2023-10-11T23:24:50Z
dc.date.issued2022-12-23
dc.identifier.nim182310101109en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/118248
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik Tgl 12 Oktober 2023en_US
dc.description.abstractPenyandang Diabetes Mellitus (DM) dua kali lebih mudah terserang stres dibanding dengan orang yang tidak memiliki DM. Diabetes dapat mengakibatkan tekanan psikologis dan emosional dengan beberapa alasan, seperti perubahan mendasar pada identitas diri dan mengalami banyak kerugian seperti kehilangan kebebasan dan spontanitas, pilihan gaya hidup, dan kesehatan. Stres menyebabkan terganggunya fisik dan psikologis. Stres dalam DM tipe 2 memicu peningkatan sekresi ketekolamin yang menyebabkan glikogenolisis, hipoglikemia dan hiperglikemia. Pengelolaan penyakit DM membutuhkan adanya perubahan perilaku serta pengelolaan diri yang baik. Efikasi diri mempengaruhi perubahan perilaku dan manajemen diri yang baik pada pasien DM. Seseorang yang memiliki taraf efikasi diri tinggi dapat menurunkan stres dikarenakan terdapat kepercayaan dapat mengendalikan masalah yang memicu stres. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisa hubungan efikasi diri dengan stres pada pasien DM tipe 2 di poli interna RSD dr. Soebandi Jember Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dengan metode pendekatan Cross Sectional yaitu mengkaji hubungan antarvariabel dengan waktu pengukuran hanya sekali pada satu saat. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 84 responden dengan menggunakan G*Power 3.1.9.4 dan dipilih dengan teknik consecutive sampling. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien DM tipe 2, pasien yang terdiagnosis DM tipe 2, berusia ≥ 15 tahun, bersedia menjadi responden, pasien mampu berbahasa Indonesia. Data diperoleh menggunakan kuesioner Diabetes Management Self Efficacy Scale (DMSES) dan kuesioner Diabetes Distres Scale (DDS). Analasis univariat untuk data karakteristik demografis yakni jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan disajikan dalam bentuk tabulasi distribusi frekuensi. Data numerik usia dan lama menderita DM disajikan dalam bentuk tabulasi rata-rata dan standar deviasi. Sedangkan data kuesioner efikasi diri dan kuesioner stres pada pasien DM tipe 2 disajikan dalam bentuk kategori. Analisis bivariat mengguanakn uji korelasi Kendall Tau-c. Hasil penelitian ini menunjukkan 52,4 % atau 44 dari 84 responden memiliki efikasi diri sangat tinggi. Nilai rata-rata paling tinggi pada indikator efikasi diri terkait perawatan kaki dengan hasil 5. Sedangkan pada variabel stres menunjukkan hasil 50% atau 42 dari 84 responden memiliki tingkat stres ringan atau tidak stres. Nilai rata -rata paling tinggi pada indikator stres terkait beban emosi dengan hasil 2,98. Pada uji statistik Kendall Tau-c menunjukkan hasil p value = 0,089 < 0,05 yang berarti Ha ditolak, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel efikasi diri dengan variabel stres. Semakin tua usia pasien DMT2 maka proses penerimaan terhadap sakit yang diderita semakin tinggi, hal ini membuat rendahnya tingkat diabetes distress. Semakin lama menderita dm juga berkaitan dengan kecemasan akan munculnya komplikasi diabetes dan beban pasien dalam menghadapi komplikasi tersebut menjadi salah satu penyebab munculnya stres. Penderita DM dengan tingkat pendidikan yang rendah memiliki tingkat stres yang rendah berkaitan dengan kurangnya pengetahuan tentang DM sehingga acuh terhadap penyakitnya. Koping merupakan usaha seseorang untuk mengurangi stres yang merupakan proses pengaturan (management) beban yang dihadapi. Dukungan keluarga merupakan suatu pertolongan dari keluarga untuk memberikan kenyamanan fisik dan psikologis pada keadaan stres. Berdasarkan penjelasan trsebut, tidak hanya efikasi diri saja yang menjadi faktor pengaruh stres pasien DM tipe. Terdapat faktor lain seperti; usia, lama menderita DM, dan tingkat pendidikan, koping, dan dukungan keluarga. Berdasarkan penjelasan tersebut, tidak terdapat hubungan antara efikasi diri dengan stress pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSD dr. Soebandi Jember. Sebagai seorang perawat diharapkan dapat meningkatkan efikasi diri pada pasien DM tipe 2 antara lain melalui persuasi verbal pada pasien DM tipe 2 sehingga pasien mampu meningkatkan manajemen dan perawatan diri.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherKeperawatanen_US
dc.subjectDIABETES MELITUS TIPE 2en_US
dc.subjectPOLI INTERNAen_US
dc.subjectEFIKASI DIRIen_US
dc.subjectSTRESen_US
dc.titleHubungan Efikasi Diri dengan Stres pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poli Interna RSD dr. Soebandi Jemberen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiSarjana Ilmu Keperawatanen_US
dc.identifier.pembimbing1Ns. Nur Widayati, S.Kep., MNen_US
dc.identifier.pembimbing2Ns. Ana Nistiandani, S.Kep., M.Kep.en_US
dc.identifier.validatorTaufiken_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record