Determinan Harga Saham pada Perusahaan Sektor Teknologi yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2019–2021
Abstract
Perusahaan sektor teknologi dinilai dapat beradaptasi dengan fenomena pandemi COVID-19 yang berdampak negatif ke berbagai lini kehidupan, termasuk ekonomi, dunia usaha, dan perindustrian. Fenomena yang mendorong bisnis untuk melakukan transformasi digital ini seakan menjadi angin segar bagi perusahaan sektor teknologi, termasuk perusahaan yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), hal ini tercermin dari pergerakan sahamnya. Melonjaknya investor saham syariah selama 5 tahun terakhir juga melatarbelakangi mengapa penelitian ini dilakukan. Di sisi lain, tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui apakah faktor fundamental dan makroekonomi masih berpengaruh terhadap harga saham perusahaan jika terdapat suatu fenomena yang membuat kinerja indeksnya meningkat secara luar biasa.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan eksplorasi dan deskriptif. Sesuai dengan judul penelitian, populasi penelitian ini merupakan perusahaan sektor teknologi yang terdaftar di ISSI periode 2019–2021. Purposive sampling menyeleksi populasi, 23 perusahaan menjadi sampel, 12 perusahaan. Adapun data yang digunakan adalah data kuantitatif berbentuk data panel yang bersumber dari data sekunder dan kemudian akan diuji dengan regresi data panel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa earning per share, operating profit margin, working capital turnover, dan sensitivitas inflasi secara parsial berpengaruh positif terhadap harga saham. Debt to asset ratio secara parsial berpengaruh negatif terhadap harga saham. Sedangkan cash ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa inkonsistensi hasil penelitian masih terjadi, secara tersirat permasalahan ini justru membuat keunikan penelitian itu sendiri yang dapat diuraikan pada pembahasan. Adapun pengaruh cash ratio, debt to asset ratio, earning per share, operating profit margin, working capital turnover, dan sensitivitas inflasi secara simultan berpengaruh terhadap harga saham dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 38%.