Show simple item record

dc.contributor.authorCENDANI, Luh Pillar
dc.date.accessioned2023-10-02T07:17:16Z
dc.date.available2023-10-02T07:17:16Z
dc.date.issued2023-07-25
dc.identifier.nim192210101142en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/118100
dc.description.abstractTerjadinya proses degeneratif dalam biologi molekuler berkorelasi dengan adanya kelebihan radikal bebas, hal ini memicu proses oksidatif yang berbahaya bagi tubuh. Radikal bebas didefinisikan sebagai atom, molekul, atau gugus atom yang mengandung setidaknya satu elektron tidak berpasangan dan dapat bereaksi dengan cara mengikat elektron sel molekul tubuh, yang akan mengganggu aktivitas sel. Peran antioksidan adalah untuk menetralkan radikal bebas dalam sel biologis, dimana radikal bebas ini berdampak negatif pada organisme hidup. Antioksidan bekerja dengan cara menghambat reaksi berantai oksidasi, bertindak sebagai donor hidrogen atau akseptor radikal bebas, sehingga akan menghasilkan radikal yang lebih stabil. Tumbuh-tumbuhan umumnya mengandung senyawa aktif yang memiliki khasiat farmakologis. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa tanaman dan buah-buahan memiliki banyak manfaat bagi tubuh terutama untuk menangkal bahaya radikal bebas. Hal ini dikarenakan adanya senyawasenyawa antioksidan yang terdapat dalam tanaman tersebut. Salah satu tanaman yang dapat menghasilkan antioksidan alami adalah Jati Belanda. Adapun senyawa yang diduga memiliki aktivitas antioksidan pada daun jati belanda adalah senyawa golongan fenolik dan flavonoid. Flavonoid adalah salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang sering ditemukan di dalam jaringan tanaman. Tahapan penelitian ini adalah dengan membuat ekstrak etanol daun jati belanda terlebih dahulu. Hasil ekstraksi kemudian di fraksinasi dengan metode KCV (Kromatografi Cair Vakum). Digunakan kombinasi pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol secara gradien sebagai eluen. Didapatkan 21 fraksi, yang setelah itu akan dilakukan KLT. Dengan melihat profil KLT yang dihasilkan, fraksi-fraksi tersebut kemudian dikelompokkan hingga menjadi 6 fraksi, yaitu fraksi A, B, C, D, E, dan F. Fraksi-fraksi ini kemudian dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan metode kolorimetri menggunakan senyawa radikal DPPH. Hasil rendemen ekstrak etanol daun jati belanda adalah 7,96% dan dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan Farmakope Herbal Indonesia II yakni tidak kurang dari 7,5%. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol jati belanda dan fraksi-fraksinya memiliki aktivitas antioksidan. Ekstrak etanol jati belanda memiliki aktivitas antioksidan sedang dengan nilai 𝐼𝐶50 sebesar 120,993 µg/mL. Fraksi A dan B memiliki aktivitas antioksidan yang lemah dengan nilai 𝐼𝐶50 berturut-turut adalah 202,097 µg/mL dan 166,254 µg/mL. Fraksi C memiliki aktivitas antioksidan sedang dengan nilai 𝐼𝐶50 sebesar 125,221 µg/mL. Fraksi D memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai 𝐼𝐶50 sebesar 89,533 µg/mL. Dan fraksi E dan F memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai 𝐼𝐶50 berturut-turut adalah 13,510 µg/mL dan 10,506 µg/mL. Jati belanda merupakan tanaman yang potensial untuk dikembangkan lebih lanjut.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Dr. apt. Nuri., S. Si., M. Si. Dosen Pembimbing Anggota : Dr. apt. Moch. Amrun Hidayat, S. Si., M. Farm.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Farmasien_US
dc.subjectUji Aktivitas Antioksidanen_US
dc.subjectEkstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lam.)en_US
dc.subjectFraksi-Fraksinyaen_US
dc.titleUji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) dan Fraksi-Fraksinyaen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiFarmasien_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. apt. Nuri, S.Si., M.Si.en_US
dc.identifier.pembimbing2Dr. apt. Moch. Amrun H., S.Si., M.Farm.en_US
dc.identifier.validatorKacung- 25 Agustus 2023en_US
dc.identifier.finalization0a67b73d_2023_10_tanggal 02en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record