Show simple item record

dc.contributor.authorAULIYA, Sofia Elyana
dc.date.accessioned2023-09-25T08:01:52Z
dc.date.available2023-09-25T08:01:52Z
dc.date.issued2023-06-07
dc.identifier.nim190110201066en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/117935
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik Tgl 25 September 2023en_US
dc.description.abstractTradisi pétung weton pernikahan merupakan sebuah tradisi untuk menghitung weton dari calon pengantin pria dan wanita sebelum melangsungkan pernikahan. Perhitungan tersebut dilakukan karena masyarakat Jawa percaya bahwa perhitungan weton dapat berguna untuk kehidupan pasangan setelah menikah dan berumah tangga. Tradisi pétung weton pernikahan dilakukan oleh masyarakat Desa Poncoharjo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak yang masih menjaga tradisi leluhur mereka dengan menggunakan perhitungan Jawa sebagai bagian dari kehidupan. Misalnya dalam mencari pekerjaan, melakukan bepergian, melangsungkan pernikahan, mendirikan rumah, perjodohan, dan lain-lain. Seiring dengan zaman yang semakin berkembang, tradisi pétung weton di Desa Poncoharjo juga mengalami perkembangan sesuai dengan pola pikir masyarakat. Aturan dalam tradaisi pétung weton tidak seperti dulu yang sangat kaku, namun sekarang sudah mengalami perubahan sesuai dengan kehidupan saat ini. Selain itu, pétung weton dipercaya berasal dari catatan leluhur yang berbentuk primbon. Akan tetapi tidak semua hal di dalam primbon digunakan oleh masyarakat Desa Poncoharjo. Mereka telah memilah-milah isi di dalam primbon dan disesuaikan dengan kehidupan masyarakat. Hal ini menarik perhatian peneliti untuk mengetahui istilah apa saja yang terdapat pada pétung weton yang masih digunakan dan relevan dengan kehidupan masyarakatnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk istilah dan makna kultural dalam tradisi pétung weton serta upaya-upaya yang dilakukan masyarakat untuk menghindari hasil perhitungan yang tidak baik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan interpretatif untuk mendapatkan pengertian makna istilah secara mendalam terkait dengan pétung weton pernikahan. Penerapan metode kualitatif dalam penelitian ini yaitu penggunaan pendekatan emik untuk memahami dan mendiskripsikan fenomena yang terjadi pada masyarakat yang diteliti. Data dalam penelitian ini berupa istilah-istilah dalam pétung weton pernikahan yang masih digunakan oleh masyarakat. Penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk mengumpulkan data serta validasi data dengan metode triangulasi untuk mengecek keabsahan data. Pada tahap analisis data, peneliti melakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk istilah dan makna kultural yang terdapat dalam tradisi pétung weton pada masyarakat Jawa di Desa Poncoharjo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu: 1) jumlah neptu hari dan pasaran, 2) pembagian jumlah neptu hari dan pasaran, 3) hari dan pasaran,, 4) posisi rumah. Berdasarkan kategori jumlah neptu hari dan pasaran terdapat istilah-istilah seperti: satuan pegat, satuan ratu, satuan jodo, satuan topo, satuan tinari, satuan padu, satuan sujana, satuan pesthi, satuan patlikur, satuan selawe tua, satuan selawe murni, satuan selawe nom atau satuan enték kelasa siji, satuan nemlikur tua, satuan kebo gerang. Berdasarkan kategori pembagian jumlah neptu hari dan pasaran terdapat istilah-istilah: gentho, gembili, sri, dan punggel. Berdasarkan kategori hari dan pasaran terdapat istilah-istilah: pring gerit, pring sedhapur, ponis, dan gehing. Berdasarkan kategori posisi rumah terdapat istilah-istilah: adu lawang, adu blandar, dan négos biting. Selain itu terdapat upaya-upaya untuk menangkal nasib buruk pada perhitungan yang kurang baik yaitu dengan menghindari pantangan, melaksanakan persyaratan, dan melakukan slametan. Peneliti berharap tradisi pétung weton dipertahankan dan dilestarikan. Pétung weton bukan hanya digunakan sebagai acuan untuk memperoleh ketentraman hidup, tetapi juga menjadi identitas masyarakat dan budaya Jawa. Saran untuk penelitian selanjutnya agar mengkaji sumber dan referensi yang lebih banyak terkait tradisi pétung weton pernikahan supaya hasil penelitian lebih lengkap dan lebih baik lagi.en_US
dc.description.sponsorshipDrs. Andang Subaharianto, M.Hum. (Pembimbing 1) Dr. Agustina Dewi Setyari, S.S., M.Hum. (Pembimbing 2)en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Budayaen_US
dc.subjectANTROPOLINGUISTIKen_US
dc.subjectPETUNG WETONen_US
dc.subjectBUDAYA JAWAen_US
dc.subjectMAKNA KULTURALen_US
dc.titleKajian Antropolinguistik Istilah-Istilah dalam Petung Weton Pernikahan Masyarakat Jawa (Studi Kasus di Desa Poncoharjo Kecamatan Bonang Kabupaten Demak)en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiSastra Indonesiaen_US
dc.identifier.pembimbing1Drs. Andang Subaharianto, M.Humen_US
dc.identifier.pembimbing2Dr. Agustina Dewi Setyari, S.S., M.Hum.en_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_iswahyudi_agustus_2023_7en_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record