dc.description.abstract | Pada tahun 2020 Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa industri
kosmetik telah mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 5,59
(Angelina 2021). Peningkatan industri kosmetik tersebut tidak lepas dari adanya
tren produk kecantikan yang terjadi dari masa pandemi hingga saat ini,
mengakibatkan pelaku usaha produk kecantikan mengalami peningkatan penjualan
(Angelina 2021). Semakin banyak produk yang terjual karena adanya tren tersebut,
mengakibatkan terjadinya penumpukan data historis transaksi penjualan (Normah,
Rifai, and Sari 2020). Penumpukan data tersebut jika dianalisis dan diolah dengan
baik akan menjadi sebuah informasi yang bermanfaat, sehingga tidak hanya
bermanfaat sebagai arsip tetapi bermanfaat sebagai penentuan strategi dalam
pengembangan bisnis (Normah, Siti Nurajizah 2021).
Melody Beauty merupakan bisnis perseorangan yang bergerak di bidang
produk kecantikan. Banyaknya pelaku bisnis bidang produk kecantikan saat ini
mengharuskan Melody Beauty dapat bertahan dalam persaingan bisnis dengan
menentukan strategi pemasaran yang tepat. Sementara itu, adanya tren produk
kecantikan mengakibatkan terjadinya penumpukan data dan tidak menentunya
persediaan produk pada Melody Beauty (Hotimah 2023). Penumpukan data
transaksi penjualan yang terjadi pada Melody Beauty memerlukan praktik
pengolahan data. Pengolahan data yang diperlukan berdasarkan data historis
transaksi penjualan pada Melody Beauty yaitu pengelompokan data berdasarkan
dengan karakteristik datanya, sehingga kelompok yang dihasilkan memiliki
kemiripan antar data. Clustering merupakan proses pengelompokan data
berdasarkan karakeristiknya, sehingga data dalam setiap subset memiliki arti yang
bermanfaat (Saha and Mukherjee 2021). Dalam clustering diperlukan implementasi
algoritma, kriteria algoritma clustering yang baik untuk meningkatkan kemiripan
dalam suatu kelompok dan perbedaan antar kelompok adalah Algoritma K-Means
Clustering (Saha and Mukherjee 2021).
Tujuan dari penelitian ini yaitu menghasilkan kelompok data untuk
menentukan strategi pengadaan dan pemasaran yang didasarkan data historis
transaksi penjualan pada Melody Beauty dengan pengelompokan data
menggunakan Algoritma K-Means Clustering.
Penelitian ini menghasilkan 3 cluster yaitu, cluster 0 diberi label cluster
‘Kurang Laris’, dengan total 221 produk, cluster 1 diberi label cluster ‘Laris’,
karena dapat dilihat dari hasil clustering pada cluster 1 dengan total 338 produk,
dan cluster 2 diberi label cluster ‘Sangat Laris’, karena dapat dilihat dari hasil
clustering pada cluster 2 dengan total 120 produk.
Penentuan strategi pengadaan dan pemasaran, yang pertama penentuan strategi
pengadaan pada setiap cluster yaitu cluster 0 dilakukan pengadaan stok sedikit,
cluster 1 dilakukan pengadaan stok sedang, dan cluster 2 dilakukan pengadaan stok
banyak. Selanjutnya penentuan strategi pemasaran yaitu di berlakukan diskon
dengan sistem paket penjualan, Misal dari cluster ‘Kurang Laris’ terdapat produk
skincare A dan B, dan cluster ‘Sangat Laris’ terdapat produk skincare C dan D,
maka dapat melakukan sistem paket yang nantinya jika membeli produk skicara A
dan C akan mendapatkan diskon, begitupun sebaliknya jika membeli produk
skincare B dan D. kemudian lebih mengenalkan produk pada cluster ‘Kurang
Laris’, karena kurang minatnya konsumen tehadap produk, biasanya karena tidak
mengetahui produknya, dan tidak ada yang menggunakan, sehingga perlu dibuatkan
video pemakaian produk beserta penjelasan manfaatnya pada cluster ‘Kurang
Laris’, sehingga hal tersebut dapat menarik konsumen untuk menggunakannya.
Terakhir melakukan displai dan pemotretan produk dari cluster ‘Kurang Laris’,
cluster ‘Laris, dan cluster ‘Sangat Laris’ secara bersamaan, yang bertujuan supaya
produk tersebut cepat dilihat oleh konsumen, sehingga konsumen dapat
mempertimbangkan untuk membeli produk yang mana yang akan dibeli, bahkan
dapat membeli seluruh pilihannya. Dilakukan pula analisis strategi promosi
berdasarkan promotion mix pada setiap cluster. | en_US |