Karakterisasi Biobriket Limbah Debu Tembakau Tanpa Perekat dengan Metode Cetak Panas
Abstract
Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi penghasil tembakau terbesar di Indonesia. Dalam data yang dipublikasikan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan (2021), tertulis bahwa luas areal tanam tanaman tembakau di Jawa Timur mencapai 124.396 Ha. Dalam proses produksinya, industri pengolahan tembakau menghasilkan limbah berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah padat dari produksi pengolahan tembakau didominasi oleh limbah debu tembakau. Debu tembakau termasuk dalam bahan organik yang tergolong biomassa yang dapat dimanfaatkan sebagai biobriket. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan suhu pemanasan pada alat pencetak briket yaitu 150oC, 200o C dan 250o C, massa 25 gram, tekanan 100 kg/cm2 selama 1 menit dengan bahan dasar limbah debu tembakau yang dihasilkan dari salah satu industri pengolahan tembakau. Produk briket dibuat tanpa tambahan perekat dengan melakukan pengujian terhadap kandungan kalori, kadar abu dan kuat tekan briket. Kandungan perekat memanfaatkan sel lignin yang terkandung dalam limbah debu tembakau. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber energi alternatif yang berasal dari limbah produksi dan mengurangi dampak pencemaran lingkungan. Biobriket limbah debu tembakau ini menghasilkan nilai kalor terendah sebesar 3124,16 kal/g pada variasi temperatur pemanasan 250°C, nilai kalor tertinggi sebesar 3275,09 kal/g pada variasi temperatur pemanasan 150°C, nilai kadar abu biobriket terendah sebesar 20,30 % pada variasi temperatur pemanasan 150°C, nilai kadar abu biobriket tertinggi sebesar 20 56% pada variasi suhu pemanasan 200°C, nilai kuat tekan terendah sebesar 1,57 kN/cm2 pada variasi suhu pemanasan 250°C dan nilai kuat tekan biobriket terendah sebesar 0,87 kN/cm2 pada variasi suhu pemanasan 150°C.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [3866]