dc.description.abstract | Sereh mengandung beberapa kandungan kimia diantaranya adalah minyak
atsiri, triterpenoid, flavonoid dan fenol (Ravinder et al., 2010). Senyawa-senyawa
yang terkandung dalam minyak atsiri sereh diantaranya adalah sitral. Sitral
mempunyai beberapa aktivitas biologi diantaranya aktivitas larvasida, antifungi,
antidiare, dan anti bakteri. Pada beberapa penelitian minyak atsiri sereh terbukti
memiliki potensi sebagai agen antijamur. Da Silva et al.(2008) melaporkan bahwa
nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) sitral pada Candida albicans adalah
0,05% (v/v) dan nilai tersebut hampir sama dengan yang didapatkan pada bentuk
minyak. Penggunaan minyak sereh secara langsung pada kulit tidak praktis dan tidak
efektif, maka untuk memudahkan penggunaannya minyak sereh perlu dibuat dalam
bentuk sediaan topikal. Sediaan topikal yang dipilih adalah emulgel, karena emulgel
memiliki konsistensi yang lembut, mudah dicuci dan pelepasan obatnya baik. Oleh
karena itu perlu dilakukan penelitian tentang formulasi dan uji aktifitas sediaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memformulasikan minyak sereh dengan berbagai
konsentrasi menjadi bentuk sediaan emulgel dengan basis Carbopol, sehingga dapat
diketahui : 1. pengaruh peningkatan konsentrasi minyak sereh terhadap sifat fisika
kimia emulgel dan aktivitas antijamur pada C. albicans, 2. konsentrasi minyak sereh
dalam sediaan emulgel yang memberikan aktivitas antijamur paling tinggi, 3.
aktivitas antijamur emulgel minyak sereh dibandingkan sediaan krim ketokonazol
2%, 4. KHM emulgel minyak sereh.
Formula emulgel minyak sereh yang dibuat yaitu F0 (tanpa minyak sereh), F1
(minyak sereh 5%), F2 (minyak sereh 7%), F3 (minyak sereh 10%). Masing – masing
formula dievaluasi sifat fisika kimianya (organoleptis, pH, viskositas, daya sebar) dan
diuji aktivitas antijamurnya terhadap C. albicans dengan menggunakan metode sumuran. Dibuat juga emulgel dengan konsentrasi 0,5%, 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%
untuk uji KHM.
Secara organoleptis emulgel minyak sereh memiliki bau aromatik khas sereh,
berwarna putih untuk emulgel 5% dan 7% dan putih kekuningan untuk emulgel 10%
serta tidak terdapat pemisahan antara basis gel dan minyak. Analisis data yang
digunakan yaitu Uji Kruskall-Wallis untuk mengetahui signifikansi data antar
formula. Dilakukan uji Kruskall-Wallis pada semua data karena setelah uji
homogenitas dan normalitas dihasilkan data yang sebarannya tidak homogen dan
tidak normal. Uji kruskall-Wallis pada semua data menghasilkan p < 0,05 sehingga
dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa
pH, viskositas, daya sebar dan aktivitas seluruh formula pada masing-masing
konsentrasi yakni F0, F1, F2, dan F3 berbeda signifikan terhadap konsentrasi lainnya.
Hal ini berarti peningkatan konsentrasi minyak sereh dalam sediaan emulgel
berpengaruh terhadap pH, viskositas, daya sebar dan aktivitas sediaan emulgel.
Hubungan peningkatan konsentrasi minyak sereh dengan sifat fisika kimia dan
aktivitas diuji menggunakan analisis regresi. Dari hasil uji diketahui bahwa semakin
tinggi konsentrasi minyak sereh dalam sediaan emulgel maka pH dan viskositas
semakin rendah F0>F1>F2>F3, sedangkan daya sebar semakin meningkat
F0<F1<F2<F3, serta semakin meningkat pula aktivitasnya sebagai antijamur terhadap
C. albicans, konsentrasi terbesar dihasilkan oleh emulgel dengan konsentrasi 10%.
Emulgel 5% dan 7% memiliki aktivitas yang lebih kecil dari pada krim ketokonazol,
namun sediaan emulgel 10% memiliki aktivitas yang lebih tinggi dari pada krim
ketokonazol 2%.
KHM emulgel diuji dengan menggunakan metode dilusi agar dan diamati
secara visual konsentrasi terkecil emulgel yang masih dapat menghambat
pertumbuhan jamur. Dari pengamatan diketahui emulgel minyak sereh memiliki
KHM sebesar 2 %. | en_US |