dc.description.abstract | Kerusakan atau kelainan tulang mempunyai prevalensi yang cukup tinggi.
Penyebabnya oleh karena trauma, reseksi tumor, dan penyakit tertentu. Akibat
kerusakan dan kelainan itu akan menimbulkan penderitaaan fisik maupun kualitas
hidup yang kurang optimal. Bone graft merupakan strategi yang paling baik untuk
memperbaiki dan mendukung perbaikan biologis kerusakan tulang tersebut.
Keterbatasan sumber donor, kematian pada jaringan donor, bentuk yang tidak layak,
rasa sakit yang lama, resiko penularan penyakit dan reaksi imun merupakan
kekurangan- kekurangan dari prosedur bone grafting sehingga bone grafting sulit
untuk dilakukan. Bone tissue engineering yang menggunakan bahan biomaterial
mengembangkan bahan sintetis bone graft untuk mengatasi kekurangan dari bone
graft. Bahan sintetis bone graft ditujukan sebagai matriks atau scaffold, yang
berfungsi sebagai template regenerasi tulang dan pembentukan jaringan tulang baru.
Scaffold harus mempunyai sifat biokompatibilitas, biodegradabilitas, biomekanikal,
osteoinduktif dan osteokonduktif, sehingga mampu menyebabkan pertumbuhan
jaringan di dalam tulang. Selama ini belum ada bahan biomaterial scaffold yang
mempunyai sifat-sifat tersebut. Silika merupakan bahan semikonduktor yang mampu
menstimulasi proliferasi osteoblas dan kolagen tipe I sehingga terbukti
mempengaruhi pembentukan tulang. Mekanisme kimia dari reaksi bioactive glass
silika dimulai setelah kontak dengan cairan tubuh, dan setelah itu terjadi pertukaran
ion dengan cepat antara Na
+
dan K
+
dari bioactive glass dengan H
dari
cairan ekstraseluler. Sekam padi yang begitu melimpah di Indonesia ternyata
+
dan H
vii v
i
i
3
O
+
mengandung silika yang cukup tinggi. Kandungan silika dalam abu sekam padi
adalah 87-97%. Silika sekam padi dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat
bioactive glass scaffold. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah silika
amorf limbah sekam padi dapat meningkatkan pembentukan kolagen, terutama tipe I.
Penelitian ini adalah experimental laboratoris. Dilakukan kultur sel
osteoblas pada tiga medium yakni medium kultur kont rol, medium kultur yang
dikondisikan dengan silika amorf limbah sekam padi dan medium kultur yang
dikondisikan dengan silika 58S bioactive glass. Pengamatan pembentukan kolagen
dilakukan dengan mengukur nilai absorbansi pada hari ke-7. Data penelitian yang
diperoleh ditabulasi dan dianalisis statistik uji nonparametrik Krusskall Wallis dan
Mann Whitney dengan derajat kemaknaan 95% (
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pembentukan kolagen
pada medium kultur kontrol, medium kultur yang dikondisikan dengan silika amorf
limbah sekam padi dan medium kultur yang dikondisikan dengan sili ka 58S bioactive
glass. Pembentukan kolagen pada medium kultur silika amorf limbah sekam padi
adalah paling tinggi diantara ketiga kelompok. Kesimpulan yang diperoleh
berdasarkan hasil penelitian ini adalah silika amorf limbah sekam padi dapat
meningkatkan pembentukan kolagen pada kultur osteoblas. | en_US |