Show simple item record

dc.contributor.authorPRAMESWARY, Agustin Dinda
dc.date.accessioned2023-07-17T04:24:08Z
dc.date.available2023-07-17T04:24:08Z
dc.date.issued2023-06-05
dc.identifier.nim191810401045en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/117269
dc.descriptionvalidasi_repo_firli_juni_2023_23 Finalisasi unggah file repositori tanggal 17 Juli 2023_Kurnadien_US
dc.description.abstractIndonesia merupakan salah satu negara megabiodiversitas yang memiliki kontribusi besar terhadap keanekaragaman tumbuhan di dunia. Jurnal Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya-LIPI menyebutkan terdapat sekitar 226 jenis tanaman berbuah asli Indonesia dan sekitar 184 jenis masih tumbuh liar di hutan. Jumlah tanaman berbuah yang belum dikenal dan dibudidayakan oleh masyarakat masih tergolong tinggi dan akan mengalami kepunahan apabila tidak dilakukan konservasi. Di masa sekarang, Indonesia merupakan negara yang menjadi prioritas dalam konservasi tanaman global karena tingkat kepunahan yang tinggi. Konservasi tanaman buah lokal perlu dilakukan dengan semakin mendominasi buah impor di pasaran. Kebun Raya Indonesia melakukan konservasi secara ex situ di Indonesia dalam upaya melestarikan plasma nutfah dan memanfaatkan secara berkelanjutan. KRP memiliki tiga nomor koleksi G. dulcis asal Pulau Jawa dengan morfologi yang serupa pada beberapa bagian biji, bunga, buah, dan tipe tajuk. Penyebab terjadinya perbedaan tersebut dapat diketahui dengan karakterisasi morfologi dan didukung dengan analisis molekuler. Metode yang digunakan dalam identifikasi molekuler ekstraksi DNA genom tanaman adalah Bufer Cetyl Trimethyl Ammonium Bromide (CTAB). Marka molekuler yang digunakan untuk mengidentifikasi spesies tumbuhan adalah Internal Trascribed Spacer 2 (ITS2). Berdasarkan karakterisasi bagian bunga, G. dulcis Bogor kemungkinan besar dalam satu spesies dengan G. dulcis, sedangkan G. dulcis Pacitan berada dalam satu spesies dengan G. xanthochymus. G. dulcis Bogor dan Malang memiliki karakter daun yang sama dengan spesies G. dulcis, sedangkan G. dulcis Pacitan memiliki karakter tulang daun yang tidak menonjol seperti G.xanthochymus. Karakterisasi secara anatomi tidak ada perbedaan nyata antar ketiga G. dulcis. Hasil analisa barcoding menunjukkan ketiga G. dulcis berkerabat dekat dengan G. subelliptica dan G. xanthochymus. Identifikasi spesies dengan mengkarakterisasi morfologi diperlukan data tambahan sebagai informasi pelengkap seperti warna daun muda (flush), keberadaan scale pada daun, morfologi bunga, buah, dan tangkai bunga dan buah. Penggunaan primer yang lain seperti ITS1 dapat digunakan untuk menambahkan informasi dalam pengidentifikasi ketiga G. dulcis.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing utama : Mukhamad Su'udi, Ph.D Dosen Pembimbing anggota : Melisnawati H.Angio M.Sien_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alamen_US
dc.subjectDNA BARCODINGen_US
dc.subjectMORFOLOGI GARCINIA DULCISen_US
dc.subjectIDENTIFIKASI GARCINIA DULCISen_US
dc.titleIdentifikasi Mundu (Garcinia dulcis (Roxb.) Kurz) Asal Pacitan, Bogor, Malang Koleksi Kebun Raya Purwodadi dengan Metode DNA Barcodingen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiBiologien_US
dc.identifier.pembimbing1Mukhamad Su'udi, Ph.Den_US
dc.identifier.pembimbing2Melisnawati H.Angio, M.Sien_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_firli_juni_2023_23en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record