Peningkatan Kenyamanan Hunian Rusunawa Dandangan Kota Kediri Berdasarkan Kriteria Layak Huni
Abstract
Pemerintah berusaha untuk memenuhi kebutuhan rumah dengan keterbatasan lahan melalui program Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa). Rusunawa Dandangan dibangun untuk mengatasi permukiman kumuh dan menutupi kebutuhan akan tempat tinggal untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) maupun buruh industri di Kota Kediri. Meskipun hampir 5 tahun beroperasi, masih ditemukan kerusakan pada kondisi fisik Rusunawa Dandangan yang berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan penghuni. Kondisi yang dimaksud antara lain: kurangnya kapasitas ruang jemuran, permasalahan sampah, serta kondisi drainase yang tidak mengalir di beberapa titik dan menimbulkan bau. Apabila dikaitkan dengan standar layak huni, beberapa aspek kelayakan huni bangunan rusunawa tidak terpenuhi seperti luasan lantai tiap orang yang seharusnya memiliki luas 9 m² , pada kondisi eksisting hanyalah 6 m². Selain itu, belum terdapat pelatihan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) yang rutin agar kondisi penghuni mengalami perkembangan dalam aspek ekonomi. Dengan demikian, dilaksanakan penelitian untuk mengidentifikasi kenyamanan hunian Rusunawa Dandangan sehingga dapat diketahui aspek yang diperhitungkan dalam arahan konsep peningkatan kualitas Rusunawa.
Penelitian ini menggunakan beberapa metode analisis, Metode pertama menggunakan analisis deskriptif untuk mengidentifikasi kondisi eksisting Rusunawa Dandangan. Outputnya berupa gambaran umum kondisi eksisting Rusunawa Dandangan. Metode kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Importance Performance Analysis (IPA) untuk mengidentifikasi persepsi penghuni mengenai kondisi eksisting Rusunawa Dandangan berdasarkan tingkat kenyataan dan harapan. Output dari analisis IPA adalah diagram kartesius yang terdiri atas 4 kuadran sebagai dasar penentuan arahan sesuai prioritas masing-masing. Kemudian, perumusan konsep didasari dengan hasil kuadran IPA dengan kebijakan atau penelitian terdahulu yang sesuai konsep layak huni dan harapan penghuni disusun secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, dihasilkan 5 kriteria kenyamanan berdasarkan kriteria layak huni, yaitu kecukupan ruang tinggal, kelengkapan sarana, pemenuhan kebutuhan tinggal yang menunjang aktivitas penghuni, peningkatan keselamatan dan keamanan, serta peningkatan kapasitas kelembagaan dan peningkatan taraf hidup penghuni. Selanjutnya, arahan disusun terhadap 11 indikator yang tergolong dalam kuadran prioritas utama, pertahankan prestasi, dan prioritas rendah. Indikator tersebut adalah ruang jemur, transportasi vertikal, fasilitas kesehatan, air bersih, layanan dan kesehatan gratis, pemberdayaan masyarakat/pelatihan UMKM, kualitas bangunan, rasa aman dan nyaman, aman dari kriminalitas, pengelolaan rusunawa, dan sistem drainase.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4191]