Aplikasi Soil Conservation Service-Curve Number Untuk Limpasan Permukaan dengan Mempertimbangkan Tata Guna Lahan pada DAS Bondoyudho Lumajang
Abstract
Hujan merupakan salah satu faktor terjadinya limpasan yang ada di Kabupaten Lumajang khususnya di Daerah Aliran Sungai Bondoyudo. Perubahan penggunaan lahan yang diikuti dengan penyusutan lahan vegetasi mengakibatkan berkurangnya daerah resapan air sehingga mengganggu fungsi hidrologi Sub DAS. Secara umum, hal tersebut menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir. Tujuan dari penelitian ini yaitu menentukan besar laju limpasan permukaan akibat perubahan tata guna lahan serta ingin mencari sekenario yang terbaik dalam meminimalkan laju limpasan permukaan pada DAS Bondoyudo. Data perubahan tata guna lahan menggunakan tahun 2015 dan 2018, Pada saat mencari sekenario yang terbaik dalam meminimalkan limpasan menggunakan data sekenario tahun 2018. Maka dari itu dalam melakukan penanganan membutuhkan suatu informasi mengenai prediksi maupun perubahan debit tiap tahun sehingga diperlukan suatu pemodelan hidrologi. Salah satu pemodelan yang dapat di implemetasikan yaitu dengan metode SCS -Curve Number (CN) dan menggunakan software HEC-HMS. Data yang diperlukan terbagi menjadi dua jenis yaitu data observasi dan data spasial. Pengolahan data yang dilakukan ada beberapa parameter yaitu perhitungan curah hujan rata-rata, analisis tekstur tanah, pengolahan data penggunaan lahan, analisis kelompok hidrologi tanah, analisis kandungan air tanah sebelumnya, analisis pendugaan nilai curve number (CN) dan perhitungan volume limpasan model hec-hms yang kemudian dilakukan kalibrasi dan validasi data dengan mengoptimasi parameter untuk mencapai akurasi simulasi limpasan yang ditujukan untuk mencapai nilai optimum NSE. Hasil penelitian menunjukkan wilayah sub-DAS tahun 2015 terhadap tahun 2018 pada daerah persawahan megalami penurunan sebesar -3,45% sedangkan daerah pemukiman megalami kenaikan sebesar 4.32% dan pada daerah hutan mengalami penurunan sebesar -0,87%. Penurunan yang terjadi pada daerah persawahan dan hutan disebabkan karena adaya alih fungsi lahan ke pemukiman. Limpasan pada tahun 2015 ke 2018 mengalami kenaikan sebesar 194.04 m³/dt disebabkan adanya perubahan tata guna lahan yang terjadi pada daerah pemukiman. Sedangkan hasil simulasi dan observasi pada tahun 2018 dapat diketahui luas daerah hutan mengalami kenaikan sebesar 21,53% dan pemukiman megalami kenaikan sebesar 0,31% sedangkan daerah sawah megalami penurunan sebesar -21,54%. Perubahan tata guna lahan simulasi dan observasi pada tahun 2018 dapat mempengaruhi jumlah limpasan yang terjadi sehingga jumlah limpasan mengalami penurunan.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4212]