Pengembangan Desa Wisata Berbasis Community Based Tourism (CBT) (Studi Kasus: Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar)
Abstract
Kabupaten Karanganyar memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan sebagi
daya tarik wisata. Dalam RTRW Kab. Karanganyar 2013-2032, pengembangan
wisata buatan yaitu desa wisata di lakukan di seluruh kecamatan termasuk
Kecamatan Ngargoyoso. Dalam RIPP Kab. Karanganyar, pengembangan wisata
diharapkan dapat menerapkan konsep CBT. Kecamatan Ngargoyoso merupakan
Kawasan Strategis (KSPK) berdasarkan RIPP. Desa Kemuning merupakan salah
satu desa di Kecamatan Ngargoyoso yang memiliki keunikan sebagai desa wisata.
Daya tarik wisata Desa Kemuning yaitu wisata kebun teh (Kemuning Tea Garden,
Taman Bintang, Taman Bogor, Kemuning Sky Hills, Lembah Sumilir), Taman
Satwa Kemuning, wisata tradisional Pasar Mbathok, wisata tubing pada Kali
Pucung, Kali Pring Kuning River Tubing, serta pemandangan sungai (Kalimas
Kemuning). Namun dalam eksisting, masih ditemukan permasalahan pada
penyediaan sarana prasarana yang kurang maksimal dan pengelolaan beberapa
wisata yang sudah tidak dilakukan.
Penelitian menggunakan metode deskriptif, IPA, dan SWOT. Metode
deskriptif digunakan untuk melihat kondisi eksisting Desa Kemuning berdasarkan
komponen 4A yaitu attraction, accessibility, amenity dan ancillary, serta prinsip
CBT. Selain itu pada metode IPA (Importance Performance Analysis) untuk
melakukan penilaian terhadap komponen wisata 4A. Berdasarkan hasil
perhitungan tingkat kesesuaian pada komponen wisata sebesar 69% dan indikator
yang menjadi prioritas utama dalam pengembangan berada kuadran I (satu) yaitu
jaringan jalan, penyediaan lahan parkir, toilet/MCK, gazebo, dan lembaga
pengelolaan. Pada analisis SWOT diperoleh arahan dengan strategi agresif yaitu
memaksimalkan kekuatan (S) dan memanfaatkan peluang (O).
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4186]