Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Tanah Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas 2D Sebagai Studi Pendahuluan Pengembangan Potensi Wisata (Studi Kasus Di Perkebunan Sentool Jember)

Abstract

Kabupaten Jember merupakan sebuah kabupaten yang terletak di wilayah timur Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Jember memiliki luas wilayah kurang lebih 3.293,34 km2. Kondisi tersebut menjadikan Kabupaten Jember memiliki potensi yang besar dalam bidang perkebunan. Terbukti dengan luasnya lahan perkebunan di Jember yang mencapai 34.590,46 hektare. Salah satu wilayah perkebunan yang ada di Kabupaten Jember adalah Perkebunan Sentool yang terletak di Desa Suci, Kecamatan Panti, barat daya Kabupaten Jember. Perkebunan Sentool merupakan kawasan perkebunan karet. Selain itu, di kawasan tersebut juga sedang dikembangkan Kawasan agrowisata. Tentu, rencana pengembangan tersebut akan sangat beresiko apabila tidak dilakukan studi pendahuluan terlebih dahulu, mengingat kondisi tanah di Perkebunan Sentool yang labil dan rawan terjadi longsoran. Identifikasi dan pemodelan struktur bawah permukaan tanah dapat dilakukan dengan metode geolistrik resistivitas 2D konfigurasi Wenner-Schlumberger. Metode Geolistrik adalah salah satu metode pengukuran geofisika untuk mengetahui struktur bawah permukaan tanah berdasarkan nilai resistivitas. Penentuan nilai resistivitas pada permukaan bumi dilakukan dengan cara menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan menggunakan sepasang elektroda arus serta mengukur potensial yang terukur di permukaan tanah dengan sepasang elektroda potensial. Nilai resistivitas pada permukaan bumi yang telah diperoleh saat pengukuran dapat digunakan untuk memprediksi atau memperkirakan jenis-jenis lapisan tanah atau bebatuan yang berada di bawah permukaan. Panjang lintasan yang digunakan pada penelitian ini adalah 150 meter dengan spasi elektroda 5 meter dan menggunakan 2 buah lintasan yang berbeda. Data yang telah diperoleh dari pengambilan data di lapangan selanjutnya dimodelkan dengan menggunakan software Res2Dinv dan mengasilkan citra model 2D struktur bawah permukaan tanah Kawasan Wisata Perkebunan Sentool. Kemudian hasilnya diinterpretasikan berdasarkan nilai resistivitas dan kemudian digunakan untuk menentukan jenis tanah penyusun, mendeteksi sebaran akuifer, dan juga mendeteksi bidang gelincir yang ada di Kawasan Wisata Perkebunan Sentool. Hasil dari pengukuran geolistrik pada lintasan 1 memiliki rentan nilai resistivitas 3,52 Ωm sampai dengan 906 Ωm dan hasil jenis tanahnya didominasi oleh tanah lanauan basah-lembek, tanah lempung pasiran dan lempung berbatu. Sedangkan pada lintasan 2 memiliki rentang nilai resistivitas 13,3 Ωm sampai dengan 60,4 Ωm dan hasil jenis tanahnya yaitu tanah lanauan basah lembek dan tanah lanauan pasiran. Hasil secara keseluruhan menunjukkan bahwa struktur bawah permukaan tanah di Kawasan Wisata Sentool didominasi oleh jenis tanah lanauan dan tanah lempung. Kedua tanah ini tergolong ke dalam jenis tanah andosol. Hasil ini juga sesuai dengan peta geologi yang ada di daerah Kecamatan Panti. Jenis tanah di Kecamatan Panti merupakan jenis tanah andosol yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan vulkanik Argopuro. Potensi akuifer di Kawasan Wisata Perkebunan Sentool masih sangat rendah. Sehingga untuk pemenuhan air bersih masih belum bisa menggunakan sumur dan tetap dilakukan dengan mensuplai air dari mata air. Sedangkan untuk indikasi adanya bidang gelincir, untuk lintasan 1 peluangnya sangat kecil karena berada pada titik yang memiliki elevasi relatif landai dan datar. Lintasan 2 terdapat peluang adanya bidang gelincir, namun hal ini masih tergolong kecil dikarenakan masih terdapat pohon karet di Kawasan tersebut