Alternatif Perencanaan Dinding Penahan Tanah dengan menggunakan Diaphragm Wall dan Secant Pile pada Proyek Apartemen Surabaya
Abstract
Pada proses pembangunan, dinding penahan tanah memiliki beberapa
permasalahan. Masalah-masalah yang mungkin muncul pada pembangunan
dinding penahan tanah yaitu salah satunya ialah terjadi rembesan pada basement.
Salah satu faktor kegagalan konstruksi adalah terjadinya rembesan yang
menyebabkan ketidakstabilan pada lereng. Perencanaan dinding penahan tanah
menggunakan dinding diafragma serta secant pile dinilai efektif karena cocok
untuk gedung bertingkat dengan pengerjaan yang tidak mengganggu struktur di
sekitar lokasi proyek.
Penelitian dimulai dengan pengambilan data sekunder. Data sekunder
tersebut diolah menggunakan pendekatan korelasi untuk mengetahui nilai
parameter tanah yang diperlukan untuk perencanaan kedalaman dinding penahan
tanah. Setelah diketahui kedalaman dinding yang akan direncanakan, kemudian
dilakukan perencanaan preliminary design untuk kedua jenis dinding penahan
tanah. Preliminary design tersebut dianalisis stabilitasnya menggunakan program
bantu plaxis untuk mengetahui nilai defleksi maksimum, gaya geser, serta momen
lentur yang terjadi. Ketika nilai defleksi maksimum yang terjadi telah memenuhi
syarat, desain tersebut dapat dilanjutkan dengan perhitungan penulangan.
Kemudian dilakukan kontrol uplift pada masing-masing dinding penahan tanah
dan dilanjutkan perhitungan biaya material pada masing-masing dinding penahan
tanah.
Hasil yang diperoleh dari perencanaan dinding penahan tanah yaitu
kedalaman dinding, dimensi, serta perhitungan biaya material baik untuk dinding
diafragma maupun untuk secant pile. Dinding diafragma dengan ketebalan 1 m
dan kedalaman 20 m menghasilkan defleksi maksimum sebesar 1,514 cm. Biaya
material dinding diafragma yang diperlukan sebesar Rp 1.097.009.024 per meter kubik. Secant pile dengan diameter primary pile 1 m dan diameter secondary pile
0,8 m menghasilkan defleksi maksimum sebesar 1,927 cm. Biaya material secant
pile yang diperlukan sebesar Rp 2.522.701.352 per meter kubik. Sehingga
didapatkan dinding diafragma sebagai alternatif dinding penahan tanah yang lebih
ekonomis dengan selisih Rp 1.425.692.327.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4098]