Show simple item record

dc.contributor.authorNovianto, Dwi Bayu
dc.contributor.authorNOVIANTO, Dwi Bayu
dc.date.accessioned2023-05-22T02:53:40Z
dc.date.available2023-05-22T02:53:40Z
dc.date.issued2023-01-12
dc.identifier.nim191910301090en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/116306
dc.description.abstractPerkembangan teknologi mempengaruhi kemajuan di bidang penginderaan jauh. Kemajuan penginderaan jauh mengarahkan pada perkembangan produk curah hujan berbasis satelit. Curah hujan berbasis satelit merupakan pengukuran curah hujan dari sensor satelit inframerah dan gelombang mikro terkait curah hujan dengan berbagai resolusi spasial dan temporal berskala global. Produk curah hujan satelit dapat digunakan untuk menggantikan data curah hujan pengamatan yang tidak tercatat di lokasi penelitian. Satelit CHIRPS memiliki resolusi spasial 0.05⁰, sedangkan Satelit NOAA memiliki resolusi spasial 0.01⁰. Dengan perbedaan tingkat resolusi, data curah hujan Satelit CHIRPS dan NOAA digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini menggunakan data curah hujan satelit dan data curah hujan observasi di DAS Tanggul tahun 2012-2021. Curah hujan Satelit CHIRPS dan NOAA untuk menyediakan cangkupan data curah hujan masih memiliki potensi tingkat kesalahan. Informasi tingkat kesalahan menjadi hal penting karena memungkinkan untuk mengidentifikasi prakiraan curah hujan yang sesuai di lokasi penelitian. Perlu dilakukannya uji keakuratan untuk mengetahui pengaruh 2 data Regresi (R) dan tingkat kesalahan (MSE) dari data satelit setelah dilakukannya analisis tingkat hubungan (korelasi). Jaringan Syaraf Tiruan (JST) merupankan metode untuk memprakirakan curah hujan dengan keunggulan memiliki hasil terbaik dalam menentukan tingkat kesalahannya. Dalam penentuan tingkat kesalahan perlu di lakukan uji keakuratan untuk mengetahui pengaruh antara data hujan pemodelan (data output) dengan data hujan observasi (data target). Data pemodelan (data output) berasal dari data hujan satelit (data input) yang diuji coba dalam pemrosesan pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan. Hasil uji korelasi data observasi dan satelit periode 2012-2021 didapatkan koefisien korelasi data hujan rerata bulanan Satelit CHIRPS sebesar 0.647 – 0.841 (tingkat hubungan kuat sampai sangat kuat) dan data hujan rerata bulanan Satelit NOAA sebesar 0.617 – 0.841 (tingkat hubungan kuat dan sangat kuat). Hasil pemodelan data hujan bulanan Satelit CHIRPS tahun 2012-2021 mendapatkan nilai R dan MSE terbaik menggunakan setting neuron 20 dengan R training 0.843, R validasi 0.872, dan R testing 0.846. MSE training 0.147, MSE validasi 0.134, dan MSE testing 0.107, MSE total 0.130. Hasil pemodelan data hujan bulanan Satelit NOAA tahun 2012-2021 mendapatkan nilai R dan MSE terbaik menggunakan setting neuron 30 dengan R training 0.811, R validasi 0.814, dan R testing 0.839. MSE training 0.138, MSE validasi 0.213, dan MSE testing 0.100, MSE total 0.150. Data hujan bulanan Satelit CHIRPS dan NOAA menunjukkan kesesuaian pola data curah hujan antara data keluaran model (output) dengan data observasi (target).en_US
dc.description.sponsorshipDr. Ir. Gusfan Halik, S.T., M.T. Saifurridzal, S.T., M.Eng.en_US
dc.publisherFakultas Tekniken_US
dc.subjectCHIRPSen_US
dc.subjectDAS Tanggulen_US
dc.subjectJSTen_US
dc.subjectNOAAen_US
dc.subjectPrediksi Hujanen_US
dc.titlePerbandingan Akurasi Curah Hujan Berbasis Data Satelit CHIRPS dan NOAA Di DAS Tanggulen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiS1 Teknik SIpilen_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Ir. Gusfan Halik, S.T., M.T.en_US
dc.identifier.pembimbing2Saifurridzal, S.T., M.Eng.en_US
dc.identifier.finalizationFinalisasi tanggal 22 Mei 2023_M.Arif Tarchimansyahen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record