Pengaruh Model Collaborative Learning Dipadu dengan Media Video Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA di Sekolah Daerah Perkebunan Kopi
Abstract
Peserta didik yang bersekolah di lingkungan perkebunan kopi memiliki
memiliki karakteristik yang cenderung kurang aktif pada saat proses
pembelajaran. Akibatnya peserta didik menjadi jenuh dan hasil belajar kognitif
yang dimiliki masih tergolong rendah. Kemampuan berpikir kritis peserta didik
perlu ditingkatkan lagi melalui pembelajaran biologi yang ada di sekolah.
Penerapan model pembelajaran yang menyenangkan diperlukan untuk dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa serta hasil belajarnya, sehingga
siswa dapat lebih aktif lagi pada saat melakukan proses pembelajaran di kelas.
Oleh karena itu guru diharapkan dapat membuat model pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, salah satunya dengan model
collaborative learning dipadu dengan media video. Berdasarkan paparan di atas,
tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis dan
hasil belajar biologi siswa SMA di sekolah daerah perkebunan kopi
menggunakan model collaborative learning dipadu dengan media video.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian quasi experimental atau
eksperimen semu dengan desain penelitian yang digunakan yaitu two group pretest and post-test group design. Teknik pengumpulan data untuk kemampuan
berpikir kritis dan hasil belajar kognitif diperoleh dari data pre-test dan post-test,
sedangkan hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa diperoleh dari lembar hasil
observasi aktivitas belajar siswa sesuai indikator. Langkah-langkah model
collaborative learning pada kelas eksperimen yaitu terdiri dari mengorientasi
siswa, membentuk kelompok, menyusun tugas pembelajaran, memfasiliasi
kolaborasi siswa, memberikan nilai serta mengevalusi pembelajaran kolaboratif.
dengan memperlihatkan video yang didalamnya tentang informasi di perkebunan kopi yang berkaitan dengan pembelajaran yang di pelajari. Sedangkan kelas
kontrol diberikan model pembelajaran konvensional yang sering digunakan oleh
guru yaitu model discovery learning. Analisis kemampuan berpikir kritis yaitu
menggunakan uji ANACOVA dari nilai pre-test dan post-test, dengan nilai
signifikasi 0,006 atau <0,05, sehingga model collaborative learning dipadu
dengan media video berpengaruh secara signifikansi terhadap kemampuan
berpikir kritis. Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar yaitu 51,67
dibandingkan kelas kontrol yaitu 41,81.
Analisis hasil belajar ranah kognitif yaitu menggunakan uji ANACOVA
menunjukkan nilai signifikansi 0,000 atau <0,05, sehingga model collaborative
learning dipadu dengan media video berpengaruh secara signifikansi terhadap
hasil belajar ranah kognitif. Nilai rata-rata post-test kelas eksperimen lebih besar
yaitu 67,58 daripada kelas kelas kontrol yaitu 56,58. Analisis hasil belajar ranah
afektif dan psikomotorik diukur menggunakan lembar observasi aktivitas belajar
siswa menggunakan uji independent sample t-test, diperoleh nilai signifikansi
0,126 atau > 0,05, sehingga model collaborative learning dipadu dengan media
video tidak berpengaruh secara signifikansi terhadap hasil belajar ranah afektif.
Nilai rata-rata post-test kelas eksperimen yaitu 78,61, sedangkan kontrol yaitu
75,87. Hasil belajar ranah psikomotorik diperoleh nilai signifikansi 0,213 atau >
0,05, sehingga model collaborative learning dipadu dengan media video
berpengaruh secara tidak signifikansi terhadap hasil belajar ranah psikomotorik.
Didapatkan hasil nilai pada kelas eksperimen yaitu 83,75 dan nilai rata-rata kelas
kontrol yaitu sebesar 81,25. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan
bahwa penerapan model collaborative learning dipadu dengan media video
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar kognitif siswa.
Sedangkan penerapan model collaborative learning dipadu dengan media video
tidak berpengaruh terhadap hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa.