dc.contributor.author | YULIANA, Vira | |
dc.date.accessioned | 2023-05-11T06:30:29Z | |
dc.date.available | 2023-05-11T06:30:29Z | |
dc.date.issued | 2023-01-25 | |
dc.identifier.nim | 182210101159 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/116087 | |
dc.description | Finalisasi unggah file repositori tanggal 11 Mei 2023_Kurnadi | en_US |
dc.description.abstract | Hipertensi merupakan kondisi tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg (Berryman, 2000). Terapi lini pertama pasien yang terdiagnosa hipertensi yaitu terapi monoterapi meliputi ACE Inhibitor, Angiotensin Reseptor Blocker (ARB), Calcium Chanel Blocker (CCB) (Mancia dkk., 2013). Obat yang tergolong dalam inhibitor angiotensin converting enzyme (ACE) yaitu kaptopril, kaptopril stabil pada pH 1,2 dan mudah diabsorpsi lebih banyak pada lambung. Kaptopril secara umum digunakan sebagai first-line terapi pada hipertensi. Pemberian dosis kaptopril sebagai terapi antihipertensi yaitu 37,6-75 mg diminum 2-3 kali sehari.
HPMC dipilih sebagai polimer floating karena mampu membantu mengapunkan partikel obat dan juga dapat membuat densitas tablet menjadi lebih rendah daripada cairan lambung segingga talet dapat megapung dan melepaskan obat secara terkontrol. Kitosan dipilih sebagai polimer mucoadhesive karena kitosan merupakan polimer hidrofilik kationik yang memiliki sifat mucoadhesive baik yang tidak beracun, biokompatibel, dan biodegradabel.
Sistem floating yang digunakan yaitu effervescent system. Rincian hasil uji floating lag time yaitu F(1)>FB>FA>FAB. Nilai respon dari efek faktor polimer HPMC sebagai polimer tunggal (-61,135) < kitosan (-131,135) <(+141,465). Nilai positif mengindikasikan terjadinya proses floating lag time melambat. Semakin besar nilai positifnya maka proses floating lag time lama. Nilai respon dari efek faktor menunjukkan interaksi polimer antara HPMC dan kitosan lebih dominan dalam memperlama floating lag time karena nilai respon floating lag time paling besar jika dibandingkan efek faktor tunggal HPMC dan kitosan. Sementara untuk hasil uji floating duration time tidak terdapat perbedaan respon signifikan yaitu semua formula memenuhi kriteria selama 12 jam.
Pada pengujian mucoadhesive diperoleh rincian hasil uji yaitu F(1)>FB>FAB>FA. Peningkatan konsentrasi citosan menghasilkan peningkatan uji mucoadhesive dengan efek terbesar ditunjukkan kitosan (-1,220) > interaksinya (+20) = HPMC (+20). Hal ini terjadi karena kitosan merupakan polimer kationik yang memiliki uji mucoadhesive lebih baik dibandingkan gol non ionik (contohnya HPMC).
Berdasarkan hasil penelitian semua respon data dimasukkan kedalam design expert 11.0 dan didapatkan bahwa interaksi HPMC dan kitosan meningkatkan respon floating lag time, tidak ada pengaruh signifikan terhadap floating duration time dan menurunkan respon mucoadhesive. Formula optimum dari desain faktorial yaitu pada formula 3 dengan komposisi HPMC 80 mg dan kitosan 100 mg. formula optimum yag didapat selanjutnya di uji pelepasannya menggunakan uji disolusi selama 8 jam dan didapatkan % pelepasan kaptopril dari sediaan tablet pada menit ke 480 adalah 37,42 %. | en_US |
dc.description.sponsorship | Dosen Pembimbing Utama : apt. Lusia Oktora Ruma Kumala Sari S.F., M.Sc.
Dosen Pembimbing Anggota : apt. Viddy Agustian Rosyidi S.Farm., M.Sc. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Farmasi | en_US |
dc.subject | HIDROKSIPROPIL METILSELULOSA | en_US |
dc.subject | KITOSAN | en_US |
dc.subject | TABLET FLOATING-MUCOADHESIVE | en_US |
dc.title | Optimasi Hidroksipropil Metilselulosa dan Kitosan Menggunakan Metode Desain Faktorial pada Tablet Floating-Mucoadhesive Kaptopril | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Farmasi | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | apt. Lusia Oktora Ruma Kumala Sari S.F., M.Sc. | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | apt. Viddy Agustian Rosyidi S.Farm., M.Sc. | en_US |
dc.identifier.validator | Kacung-10 Februari 2023 | en_US |