• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Pharmacy
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Pharmacy
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Systematic Mapping Review: Penelitian Tanaman Obat Indonesia sebagai Agen Antelmintik Berdasarkan Inventaris Tanaman Obat Indonesia dan Medicinal Herb Index in Indonesia

    Thumbnail
    View/Open
    Naskah Akkhir Skripsi BAB 1-3_Imanda Esa_19-105.pdf (1.764Mb)
    Date
    2023-01-25
    Author
    AMALIA, Imanda Esa
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Infeksi kecacingan dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Prevalensi infeksi kecacingan di Indonesia masih sangat tinggi, terutama di daerah dengan tingkat kebersihan yang buruk, air yang terkontaminasi, lingkungan padat penduduk, serta cuaca yang panas dan lembab sehingga menguntungkan pertumbuhan dan perkembangan telur cacing serta ketahanan hidup larva. Pengobatan infeksi kecacingan sangat diperlukan untuk mencegah maupun membunuh cacing dalam tubuh manusia dan hewan. Pengobatan infeksi kecacingan di Indonesia biasanya menggunakan beberapa obat-obatan sintesis. Akan tetapi, penggunaan obat-obatan sintesis dapat menyebabkan resistensi antelmintik sehingga perlu dilakukan pencarian metode pengobatan alternatif seperti menggunakan pengobatan berbasis herbal atau tanaman. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki berbagai keanekaragaman hayati, salah satunya spesies tanaman. Banyak spesies tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat Indonesia secara empiris untuk mengobati kecacingan, seperti yang telah didokumentasikan pada buku Inventaris Tanaman Obat Indonesia (ITOI) dan Medicinal Herb Index in Indonesia (MHI) dengan total sebanyak 94 spesies tanaman. Spesies tanaman ini kemudian perlu dikaji studi klinis dan eksperimentalnya serta dilihat sejauh mana penelitian-penelitian tanaman obat Indonesia tersebut sebagai agen antelmintik agar penggunaan tanaman obat memiliki dasar bukti ilmiah (evidence-based medicine). Penelitian tanaman obat Indonesia sebagai agen antelmintik berdasarkan buku ITOI dan MHI didokumentasikan melalui telaah pustaka ini dengan menggunakan metode systematic mapping review. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan, mengkategorikan, dan mendokumentasikan hasil penelitian tanaman obat Indonesia sebagai agen antelmintik berdasarkan gambaran umum penelitian dan objek uji yang digunakan sehingga dapat menjadi rujukan bagi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut di masa mendatang terhadap tanaman obat Indonesia yang berpotensi sebagai agen antelmintik. Data diperoleh dari penelusuran literatur melalui basis data PubMed dan SciFinder. Penyaringan literatur berdasarkan judul dan abstrak serta penyaringan naskah penuh dilakukan untuk mendapatkan literatur yang memenuhi kriteria kelayakan dalam penelitian ini. Hasil penelusuran literatur diperoleh total literatur sebanyak 841. Pada tahap penyaringan judul dan abstrak sebanyak 601 literatur dieksklusi. Selanjutnya pada tahap penyaringan naskah penuh sebanyak 128 literatur dieksklusi sehingga diperoleh 110 literatur yang memenuhi kriteria kelayakan yang kemudian dilakukan ekstraksi, pengolahan, dan analisis data. Hasil penelusuran literatur menunjukkan bahwa dari 94 spesies tanaman obat Indonesia yang terdapat pada ITOI dan MHI, hanya 40 spesies saja yang telah diteliti aktivitas antelmintiknya, dengan spesies tanaman terbanyak Allium sativum (10 artikel). Metode bioassay, tipe sampel, dan bagian tanaman yang paling banyak digunakan berturut-turut yaitu metode in vitro sebanyak 90 artikel (72,6%), ekstrak sebanyak 96 artikel (78%), dan biji sebanyak 32 artikel (27,8%). Terdapat 26 spesies cacing yang digunakan dalam pengujian, dengan total sebanyak 117 kali pengujian. Pengujian menggunakan cacing parasit sebanyak 85 kali dan menggunakan model cacing sebanyak 32 kali. Spesies cacing parasit yang paling banyak diteliti yakni Haemonchus contortus yang merupakan cacing parasit Haemonchiasis dengan pengujian sebanyak 25 kali, sedangkan spesies cacing model yang paling banyak diteliti yakni Pheretima posthuma yang merupakan cacing model nematoda dengan pengujian sebanyak 20 kali.
    URI
    https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/116040
    Collections
    • UT-Faculty of Pharmacy [1518]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository