Inventarisasi Kutudaun (Hemiptera: Aphididae) pada Tanaman Stroberi (Fragaria SP.) di Kota Batu, Indonesia
Abstract
Produktivitas stroberi pada tahun 2014 adalah sebanyak 58.884,00 ton. Produksi ini semakin menurun sampai tahun 2021 yaitu 9.860,00 ton. Penurunan ini dipicu oleh banyak faktor, salah satunya adalah serangan serangga hama. Populasi hama terbesar yang menyebabkan kerusakan paling dominan pada stroberi adalah kutudaun dengan genus Aphis. Serangan kutudaun yang hebat dapat menyebabkan kematian pada tanaman stroberi. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis kutudaun yang terdapat pada tanaman stroberi sehingga penanganan yang tepat pada kutudaun tingkat spesies di tanaman stroberi dapat diketahui.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 – Januari 2023 di perkebunan petani di Kecamatan Junrejo dan Bumiaji, Kota Batu. Penelitian dilaksanakan dengan cara mengoleksi kutudaun pada tanaman stroberi secara langsung dengan menggunakan metode purposive sampling. Tanaman yang bergejala disusur dan diamati bagian batang dan daunnya, kemudian diambil kutudaun yang terdapat pada tanaman tersebut dengan menggunakan kuas dan gunting. Kutudaun yang didapatkan kemudian dimounting, dijadikan preparat kemudian diidentifikasi di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Universitas Jember menggunakan buku identifikasi kutudaun yaitu buku Kutudaun pada Pertanaman Pertanian dan Gulma di Jawab Barat oleh Yani Maharani dan Purnama Hidayat (2021), dan Buku Aphid on the World’s Aphid on the World’s Crops, An Identification and Information Guide oleh Blackman and Eastrop (2000). Identifikasi kutudaun meliputi ciri morfologinya yang didapatkan dilapang yaitu warna tubuh. Ciri morfologi seperti bentuk tubuh, antenna, tungkai, mata, bentuk sifunkuli, dan kauda diidentifikasi setelah proses dimounting. Identifikasi spesimen kemudian divalidasi dibawah bimbingan Purwatiningsih, S.Si., M.Si., Ph.D.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil sebanyak empat spesies kutudaun yaitu Aphis eugeniae, Epameibaphis frigidae, Hysteroneura setariae, dan Melanaphis sorghi. Keempat spesies ini berasal dari genus dan tribe yang berbeda. Tiap genus memiliki perbedaan sifat makan dan ciri morfologi yang berbeda. Genus Aphis bersifat polifag (memakan tanaman dari berbagai famili). Genus Epameibaphis, Hysteroneura, dan Melanaphis bersifat oligofag (memakan tanaman dari berbagai spesies/genus dalam satu famili. Aphis eugeniae memiliki tubuh yang berbentuk oval dan pada antena ruas ke-III tipe aptera tidak ditemukan rinaria sekunder. Epameibaphis frigidae memiliki pola sklereotisasi pada abdomennya. Hysteroneura setaria memiliki perpanjangan terminal lima kali lebih panjang daripada pangkal ruas antena terakhir. Melanaphis sorghi memiliki kauda berbentuk tabung dan lebih pendek atau sama panjang dengan kauda. Jumlah kutudaun di kebun dapat dipengaruhi oleh faktor abiotik dan faktor biotik. Faktor abiotik berupa suhu, kelembaban, dan curah hujan, sedangkan faktor biotik berupa tanaman inang.