dc.description.abstract | Acne vulgaris merupakan masalah kulit yang dialami oleh hampir seluruh masyarakat baik pria maupun wanita. Masalah kulit ini dapat disebabkan oleh meningkatnya aktivitas bakteri Propionibacterium acnes yang merupakan flora normal yang terdapat pada folikel sebasea. Peningkatan aktivitas bakteri tersebut dapat menimbulkan masalah jerawat inflamasi yang ditandai dengan adanya nanah dan kemerahan. Salah satu pengobatan yang dapat menjadi alternatif yakni dengan minyak kulit batang kayu manis yang diformulasikan dalam bentuk sediaan krim minyak dalam air. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menentukan aktivitas antibakteri sediaan krim minyak kulit batang kayu manis terhadap Propionibacterium acnes. Pengujian aktivitas antibakteri krim minyak kulit batang kayu manis dilakukan menggunakan metode difusi cakram (Kirby Bauer). Dengan beberapa konsentrasi minyak kulit batang kayu manis yakni (F0 atau kontrol negatif) 0%, (F1) 1%, (F2) 3%, (F3) 5%, dan menggunakan benzoil peroksida 5% sebagai kontrol positif. Dilakukan juga uji karakteristik sediaan krim yakni organoleptis, pH, viskositas, daya sebar, dan tipe emulsi. Hasil pengamatan organoleptis menunjukkan sediaan krim F0 dengan warna putih, tidak berbau, lembut sedangkan F1, F2, serta F3 berwarna putih kekuningan, bau khas kayu manis, dari lembut. Hasil uji pH menunjukkan pH F0>F1>F2>F3 dengan rerata nilai pH masing-masing yakni 7,44±0,07; 7,26±0,04; 7,13±0,04; dan 6,96±0,09. Hasil uji viskositas menunjukkan viskositas F0>F1>F2>F3 dengan rerata masing-masing yakni 179,33±16,92 dPas; 142,67±5,51 dPas; 130,33±1,53 dPas; dan 118,33±7,64 dPas. Hasil uji daya sebar menunjukkan bahwa kemampuan menyebar F0<F1<F2<F3 dengan rerata masing-masing yakni 5,87±0,08 cm; 6,09±0,08 cm; 6,41±0,10 cm; dan 6,73±0,10 cm. Hasil uji tipe emulsi menunjukkan bahwa krim memiliki tipe emulsi M/A. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa F0 (0%) tidak memiliki aktivitas antibakteri yang ditunjukkan dengan tidak adanya zona hambat yang terbentuk pada media agar serta rata-rata diameter hambat dari F1 (1%); F2 (3%); F3 (5%); dan kontrol positif masing-masing yakni 7,27±0,31 mm; 12,67±0,31 mm; 23,1±0,20 mm; dan 5,13±0,15 mm. Aktivitas antibakteri pada sediaan krim disebabkan oleh adanya kandungan sinamaldehid sebagai senyawa marker minyak kulit batang kayu manis. Pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa peningkatan konsentrasi minyak kulit batang kayu manis dapat meningkatkan aktivitas antibakteri sediaan krim tersebut. | en_US |