Hubungan Penilaian Kerusakan Jalan Menggunakan Metode Bina Marga dan Light Weight Deflectometer (LWD) (Studi Kasus Jalan Raya Tegal Siwalan - Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo)
Abstract
Jalan Raya Tegal Siwalan - Banyuanyar yang berada di Kabupaten
Probolinggo yang merupakan jalan kabupaten termasuk dalam kategori status
jalan kolektor primer yang terdiri dari 1 jalur 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2 UD).
Karena merupakan jalur yang cukup strategis, Jalan Raya Tegal Siwalan -
Banyuanyar selalu ramai dilalui kendaraan, baik kendaraan ringan ataupun
kendaraan berat, termasuk kendaraan yang mengangkut hasil perkebunan.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada jalan tersebut kerusakan-kerusakan
yang terjadi belum mendapat penanganan, kerusakan diantaranya pengelupasan
pada permukaan jalan, bergelombang, retak, dan berlubang. Evaluasi kerusakan
jalan yang ditinjau dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap kondisi
permukaan jalan menurut metode Bina Marga. Selain itu juga digunakan alat
Light Weight Deflectometer (LWD) untuk menguji defleksi pada permukaan
perkerasan. Dari uraian diatas, maka perlu dilakukan kajian mengenai kerusakan
dan perbaikan jalan yang terjadi di Jalan Raya Tegal Siwalan - Banyuanyar. Dari
penelitian ini juga dapat diketahui hubungan antara metode Bina Marga dan alat
Light Weight Deflectometer (LWD).
Metode yang digunakan adalah dengan melakukan studi literatur yang
terkait dengan penelitian. Selanjutnya melakukan pengumpulan data primer dan
sekunder termasuk observasi lapangan untuk menilai kerusakan jalan dan uji alat
Light Weight Deflectometer (LWD). Setelah didapatkan data-data tersebut maka
dilakukan analisis untuk mencari hubungan keduanya.
Hasil penelitian menunjukkan dominasi jenis kerusakan pada semua
segmen adalah lubang. Dengan faktor penyebab terjadinya kerusakan adalah tidak adanya sistem drainase, peningkatan beban volume lalu lintas,dan kurangnya
pemeliharaan. Hasil dari alat LWD berupa nilai lendutan dan modulus elastisitas.
Analisis hubungan metode Bina Marga dan alat LWD menunjukkan hubungan
yang lemah, menghasilkan nilai R2
dibawah 0,25. Dengan demikian antara metode
Bina Marga dan alat LWD tidak dapat dibuat sebuah perbandingan. Berdasarkan
survey volume Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) dan survey kerusakan jalan
kemudian dilakukan penilaian kondisi jalan dan didapatkan perlunya
pemeliharaan rutin pada 4 segmen jalan, dan pemeliharaan berkala pada 6 segmen
jalan.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [3848]