Perbedaan Panjang dan Lebar Corpus Mandibula Tikus Wistar Setelah Pemberian Susu Kambing Ettawa Selama Pre dan Post Natal
Abstract
Maksila dan mandibula merupakan penyusun tulang rahang yang membentuk
rongga mulut. Untuk menjaga agar pertumbuhan rahang optimal, diperlukan nutrisi
yang cukup, yakni protein dan mineral dalam jumlah yang adekuat. Mineral utama
untuk pertumbuhan tulang adalah kalsium. Susu mengandung kalsium yang cukup
besar, terlebih pada susu kambing. Saat ini, susu kambing masih kurang disenangi
oleh masyarakat, hal ini karena harganya yang masih relatif mahal dan rasanya yang
kurang enak.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan panjang dan lebar corpus
mandibula tikus wistar setelah pemberian susu kambing ettawa selama pre dan post
natal dan mengetahui panjang dan lebar corpus mandibula tikus setelah pemberian
susu kambing sejak pre natal dan post natal. Manfaat penelitian ini adalah memberi
informasi tentang manfaat susu kambing terhadap pertumbuhan panjang tulang,
memberi informasi kepada masyarakat bahwa susu kambing dapat dijadikan alternatif
bagi masyarakat yang alergi susu sapi, dan sebagai acuan untuk penelitian lebih
lanjut.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. Menggunakan sampel 18
ekor tikus wistar yang dibagi menjadi 3 kelompok, yakni kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan, pre natal dan post natal. Untuk kelompok kontrol menggunakan
6 sampel berasal dari induk tikus yang hanya mendapat diet standart sampai tikus
berusia 60 hari dan untuk kelompok pre natal menggunakan 6 ekor tikus berasal dari
induk tikus yang mendapat diet standart dan tambahan susu kambing Ettawa secara sondase lambung hingga tikus lepas sapih (berusia 21 hari) kemudian dilanjutkan
pemberian tambahan susu kambing Ettawa terhadap tikus hingga berusia 60 hari,
serta kelompok post natal yang menggunakan 6 ekor tikus yang berasal dari induk
tikus yang hanya mendapat diet standart hingga tikus lepas sapih (berusia 21 hari)
kemudian tikus diberikan tambahan susu kambing Ettawa secara sondase lambung
hingga usia 60 hari. Setelah tikus berusia 60 hari, tikus dimatikan dan didekaputasi
mandibulanya. Mandibula dibersihkan dari jaringan lunak, kemudian dilakukan
pengukuran panjang dan lebar corpus mandibulanya.
Data hasil pengukuran diuji dengan menggunakan uji One Way Anova,
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dengan
kelompok pre natal, dan antara kelompok pre natal dan post natal. Sedangkan untuk
kelompok kontrol dan post natal tidak menunjukkan adanya perbedaan yang
bermakna.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan pertumbuhan panjang dan lebar corpus mandibula tikus antara kelompok
pre natal dan post natal dan panjang dan lebar corpus mandibula tikus setelah
pemberian susu kambing sejak pre natal adalah 27,47 mm dan 9,08 mm, serta
panjang dan lebar corpus mandibula tikus setelah pemberian susu kambing sejak post
natal adalah 25,03 mm dan 8,28 mm.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]