dc.description.abstract | Islam menjelaskan nilai yang menjadi acuan bagi pemeluknya untuk
berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Adapun nilai yang diterapkan dalam
Islam seperti nilai wajib, makruh, halal, dan haram (Mujib, 2017: 1). Agama dalam
kehidupan manusia memiliki peranan penting. Agama dalam kehidupan manusia
sudah ditanamkan sejak mereka lahir, sampai sekarang dan masa yang akan datang.
Para peneliti menikmati bacaan melalui pendekatan sastra. Karya sastra yang
dibaca tidak menutup kemungkinkan terdapat beberapa bacaan yang tidak sesuai
dengan kaidah sastra, berkembang menjadi sesuatu hal yang perlu dipertanyakan.
Pemikiran yang membuat seseorang memiliki rasa ingin mengetahui. Berusaha
mengetahui dan mengenali tokoh yang terdapat dalam karya sastra secara
mendalam, mengetahui faktor yang menyebabkan tokoh berperilaku seperti itu,
mengidentifikasi salah satu tokoh yang mengalami konflik-konflik psikologis, atau
mengalami tekanan oleh lingkungan yang mampu mengubah psikologi seorang
tokoh.
Psikologi kepribadian Islam merupakan salah satu hal yang sangat menarik
untuk dikaji. Menurut Mujib (2017: 20-2) psikologi kepribadian Islam harus sesuai
dengan perintah agama yang seharusnya, mentaati segala hal yang bernilai baik
untuk dilakukan, maupun tidak diperbolehkan agama. Perilaku seseorang dalam
mentaati agamanya dapat tercerminkan secara aktualisasi diri atau realisasi diri.
Psikologi kepribadian Islam memiliki prinsip-prinsip yang berbeda seperti prinsip
ilmiah psikologi, atau melalui nilai-nilai doktriner dalam Islam. Kehidupan
beragama yang tertanam pada diri seorang berupa sebuah aturan terhadap individu
dalam kehidupan bermasyarakat. Berhubungan dengan alam lingkungannya atau segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Kepercayaan seseorang di setiap
lingkungan masyarakat untuk memaknai arti dari Tuhan berbeda-beda. Zaman
modern saat ini banyak sekali agama yang ada di Indonesia seperti agama Islam,
Kristen, Katolik, Budha, Hindu, dan Konghucu. Seseorang benar-benar mengerti
tentang agama yang dianut tetapi lupa akan aturan yang diajarkan dalam agamanya.
Contohnya sesuatu yang seseorang pelajari tidak sesuai dengan yang diterapkan
dalam kehidupannya. Artinya ilmu agama tidak hanya dipelajari dalam dunia
pendidikan melainkan perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ellya Ningsih adalah seorang penulis juga seorang ibu rumah tangga. Ellya
Ningsih telah menamatkan studinya di Universitas Nasional Jakarta. Dalam
penulisan novelnya, Ellya banyak mengimplementasikan kehidupannya ke dalam
tulisan yang diekspresikan pada novel yang berjudul Elena tersebut, sekaligus
sebagai novel pertamanya. Ellya Ningsih dalam kehidupannya sangat erat dengan
ke Islaman sehingga dalam novel Elena ia sedikit banyak menjelaskan mengenai
hadist-hadist yang sangat cocok diterapkan dalam kehidupan.
Pendekatan struktural berfungsi untuk mengetahui secara murni novel Elena
melalui keterkaitan setiap unsur-unsurnya. Tema dibagi menjadi dua, yaitu tema
mayor dan tema minor. Tema mayor pada novel Elena karya Ellya Ningsih adalah
“kesetian seorang perempuan terhadap agamanya”. Berdasarkan tema mayor
tersebut, dapat diketahui tema minor yang diperoleh dari hubungan tokoh dengan
tokoh yang lain. Salah satu tema minor yang dominan ialah poligami yang
dilakukan oleh suami tokoh utama. Ibnu melakukan pologami untuk memenuhi
hasrat nafsunya yang tidak dapat dilakukan dengan istrinya. Tema minor yang
dianalisis menggambarkan tokoh bawahan yang terdapat dalam novel. Tokoh yang
berhungan dengan tokoh utama cukup banyak, namun tokoh yang sering
melakukan interaksi dengan tokoh utama yaitu Ibnu, Abah (Ayah Safitri, Umi Izza
(Ibu Safitri), Eugene, AL, dan Adinda. penokohan dan perwatakan dalam novel
Elena. Tokoh dalam novel dibagai menjadi dua yaitu tokoh utama dan tokoh
tambahan. Tokoh utama adalah Elena. Tokoh tambahan dalam novel ini diantaraya adalah Eugene dan Ibnu. Konflik Pada novel Elena karya Ellya Ningsih terdapat
konflik manusia dengan manusia yang dialami oleh Elena, mamih (ibu kandung
Ibnu), Eugene, dan Ibnu. Konflik kedua yaitu konflik manusia dengan masyarakat
yang dialami oleh Ibnu dengan perawat rumah sakit yang menangani kelahiran
Elena. Konflik tiga yaitu manusia dengan alam dalam novel Elena tidak dapat
ditemukan data berkaitan dengan hal tersebut. Konflik keempat yaitu konflik antara
ide dengan ide yang dialami oleh Elena dan Ibnu. Konflik yang terakhir yaitu
konflik antara seseorang dengan kata hatinya yang dialami oleh Elena saat Ibnu
memberitahunya bahwa akan menikah lagi. Latar dalam novel dibagi menjadi tiga
yaitu latar waktu, tempat, dan sosial. Latar waktu dalam novel menjelaskan waktu
yang berbeda-beda, tidak dalam satu waktu seperti siang, pagi, shubuh. Latar
tempat dalam novel yaitu sekolah Al, apartemen, dan rumah Elena. Latar sosial
yang terdapat dalam novel seperti bagaimana sikap hidup di lingkungan sosial,
menghargai seorang pemimpin, dan patuh terhadap orang tua, dan kasih sayang
orang tua terhadap anaknya.
Peneliti membahas novel Elena karena tokoh utamanya seorang perempuan
yang mengalami kisah cinta yang membutuhkan pengorbanan. Pengarang dalam
mengekspresikan pemikirannya juga memberikan pesan pengajaran mengenai
penerapan Islam dalam kehidupan sehingga cenderung menggunakan psikologi
kepribadian Islam sebagai sarana penelitiannya. Banyak konflik yang terdapat
dalam novel Elena, mulai dari percintaan, pengorbanan, serta poligami. Pemilihan
teori Psikologi Kepribadian Islam diterapkan pada novel Elena karya Ellya Ningsih
karena, novel tersebut menceritakan bagaimana tokoh mengalami proses untuk
menjadi seorang muslim seutuhnya dan memahami bagaimana Islam
mengharamkan seorang wanita berzina dengan laki-laki yang bukan muhrimnya. | en_US |