Gambaran Sensitivitas Antibiotik terhadap Bakteri Patogen penyebab Vaginosis Bakterialis
Abstract
Vaginosis Bakterialis (VB) adalah penyakit infeksi vagina yang 
disebabkan oleh patogen, penyakit ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan 
flora normal di mukosa vagina berupa pergeseran jumlah koloni bakteri 
Lactobacillus yang digantikan dengan berbagai macam bakteri patogen seperti 
E.coli, Gardenella vaginalis, Mycoplasma hominis, dan Mycoplasma curtisii. 
Terapi lini pertama pada penatalaksanaan VB adalah metronidazole serta dapat 
juga menggunakan clindamycin sebagai terapi lini kedua. Angka keberhasilan
terapi sering kali rendah dikarenakan adanya resistensi antibiotik dari bakteri 
tersebut akibat penggunaan antibiotik yang tidak rasional, bakteri yang sudah 
resisten dengan antibiotik yang telah diberikan, pemberian dibawah dosis 
pengobatan, penghentian antibiotik sebelum bakteri terbunuh secara tuntas, 
maupun pemberian antibiotik tanpa pemeriksaan yang jelas terlebih dahulu
tentang bakteri penyebab VB serta kurangnya pengetahuan terhadap penggunaan 
antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas antibiotik
terhadap bakteri patogen penyebab Vaginosis Bakterialis khususnya Jember
karena di Jember belum ada data tentang pengujian sensitivitas antibiotik pada 
VB.
Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian observasional 
dengan jumlah sampel 6 spesimen yang memiliki kriteria inklusi telah menikah, 
tidak mengonsumsi antibiotik selama tujuh hari, dan menandatangani informed 
concent serta kriteria eksklusi apabila sampel rusak dan tidak terbaca. Data 
diambil menggunakan data primer dari pasien yang di swab vaginanya lalu 
didiagnosis VB dengan kriteria amsel pada spesimen sekret vagina yang 
dilakukan di Puskesmas Tanggul pada tanggal 23 Januari-23 Februari 2020. 
Spesimen kemudian dikirim ke Laboratorium Klinik Parahita untuk identifikasi 
bakteri serta melihat sensitivitasnya dimana dikatakan sensitif apabila bakteri 
mampu dihambat oleh antibiotik dengan konsentrasi minimalnya (MIC) yang 
disesuaikan dengan CLSI menggunakan alat vitek 2 compact
Hasil penelitian ini teridentifikasi bakteri penyebab vaginosis bakterialis 
yaitu E. coli dan K. pneumonia dengan terdapat satu sampel suspek ESBL dimana 
ESBL merupakan enzim beta laktamase yang diproduksi oleh bakteri dan dapat 
menginduksi resistensi bakteri terhadap penisilin, sefalosporin generasi 1, 2, dan 
3. Antibiotik dengan tingkat resistensi tinggi yang diujikan terhadap bakteri 
tersebut antara lain: ampicillin, amoxicillin, dan ampicillin/sulbactam akibat 
mekanisme resistensi antibiotik beta-laktam pada produksi beta lactamase dari 
bakteri. Antibiotik dengan sensitivitas tinggi yang diujikan antara lain: 
piperacilin/tazobactam, ceftazidime, cefepime, ertapenem, meropenem, amikacin, 
gentamicin, tigecycline, dan nitrofurantoin. Untuk itu dalam pengobatan menggunakan antibiotik perlu dipertimbangkan memilih antibiotik dengan 
sensitivitas yang tinggi dan menghindari menggunakan antibiotik dengan tingkat 
resistensi tinggi. Keterbastasan pada penelitian ini adalah waktu penelitian yang 
singkat dan jumlah sampel yang diperoleh belum bisa mewakili untuk dijadikan 
pedoman penggunaan antibiotik pada pasien vaginosis bakterialis. Untuk peneliti 
selanjutnya perlu memperbanyak jumlah sampel dan menambah waktu penelitian, 
bila perlu ditambahkan analisis faktor risiko yang berperan terhadap kejadian 
vaginosis bakterialis utamanya di Jember sebagai daerah agromedis.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1562]