Sintesis Komposit TiO2-Karbon Aktif dan Aplikasinya sebagai Pereduksi Zat Warna Biru Metilen dalam Model Limbah Cair Industri Batik
Abstract
Batik adalah warisan kebudayaan Indonesia dalam bentuk kerajinan
tekstil. Proses pewarnaan dan pembilasan pada industri batik dapat menghasilkan
limbah cair yang memiliki kandungan zat warna tinggi sehingga menyebabkan
organisme perairan mati. Beberapa komponen yang ada dalam limbah cair batik
yaitu logam berat, malam (lilin) dan beberapa jenis zat warna salah satunya biru
metilen. Larutan zat warna biru metilen digunakan sebagai model limbah cair
industri batik untuk dianalisa degradasinya ketika diberi perlakukan dengan
material TiO2, karbon aktif (KA), dan komposit TiO2-karbon aktif (TiO2-KA)
yang disintesis menggunakan metode hidrotermal.
Sintesis hidrotermal diawali dengan mencampurkan 5 mL TTIP + 30 mL
etanol + 30 mL air suling kemudian diaduk dengan magnetic stirer dengan
kecepatan 700 rpm selama 2 jam, kemudian karbon aktif (dengan variasi massa 5,
10, 15, dan 20 g) ditambahkan ke dalam larutan dan diaduk dengan kecepatan 700
rpm selama 1 jam. Campuran tersebut kemudian dimasukkan ke dalam autoklaf
hidrotermal untuk dipanaskan dengan suhu 180ᵒC selama 12 jam. Setelah proses
hidrotermal, material yang dihasilkan kemudian dicuci dengan air suling hingga
mencapai ph netral. Material kemudian dikeringkan menggunakan oven pada suhu
100ᵒC selama 3 jam hingga terbentuk serbuk komposit TiO2-KA. Untuk sintesis
TiO2 murni prosesnya sama tapi tanpa penambahan KA. Sampel-sampel yang
dihasilkan kemudian dikalsinasi dengan suhu 500ᵒC selama 3 jam.
Kemampuan komposit TiO2-KA dalam mendegradasi senyawa biru
metiilen dilakukan dalam eksperimen fotodegradasi. Reduksi konsentrasi senyawa
biru metilen dianalisa dengan mengukur absorbansi larutan selama perlakukan
menggunakan spektrometer Uv-Vis. Komposit TiO2-KA mampu mendegradasi
zat warna biru metilen dengan aktivitas lebih tinggi jika dibandingkan dengan
penggunaan TiO2 atau KA masing-masing secara individual. Komposit yang
disintesis dengan komposisi 10 gram KA (sampel TiO2-KA/10) menunjukkan
aktivitas fotokatalitik paling tinggi dari sampel komposit lainnya dalam
mendegradasi senyawa biru metilen.
Karakterisasi FTIR pada sampel TiO2-KA/10 menunjukkan adanya
pergeseran puncak bilangan gelombang pada gugus hidroksil dan karbon, yang
mengindikasikan bahwa material TiO2 terdeposisi di permukaan karbon aktif.
Analisis morfologi material TiO2-KA menggunakan SEM menunjukkan bahwa
partikel-partikel TiO2 (berbentuk bola dengan diameter rata-rata 0,30 µm ) sudah
menempel di permukaan KA. Hal ini juga diperkuat dengan hasil analisis EDX
yang menunjukkan adanya komposisi unsur dan gugus Ti pada material yang disintesis. Hasil analisa kristalinitas menggunakan XRD menunjukkan bahwa
senyawa TiO2 yang disintesis 100% memiliki fase anatase dengan ukuran kristalin
1,8 nm sampai dengan 14,14 nm. TiO2 dengan fase kristal anatase memiliki
tingkat oksidasi yang tinggi dalam proses degradasi polutan organik.