Hubungan Kecemasan Komunikasi Antarbudaya dengan Komunikasi Terapeutik Perawat Rawat Inap RSUD dr. Haryoto Lumajang
Abstract
Kecemasan komunikasi antarbudaya adalah emosi negatif dalam bentuk ketakutan atau kecemasan yang terjadi sebagai akibat dari interaksi aktual atau yang diantisipasi dengan orang-orang dari latar belakang budaya atau etnis yang berbeda. Sedangkan komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan oleh perawat dalam berkomunikasi dengan klien untuk membangun hubungan interpersonal. Kecemasan komunikasi antarbudaya akan membuat seseorang cenderung menghindari komunikasi sehingga dapat mempengaruhi pelaksanaan komunikasi terapeutik yang diperlukan untuk melakukan asuhan keperawatan secara optimal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kecemasan komunikasi antar budaya dengan komunikasi terapeutik pada perawat rawat inap di RSUD dr. Haryoto Lumajang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif korelasional dengan pendekatan desain survey cross sectional. Sampel penelitian terdiri dari 98 responden perawat yang ditentukan melalui teknik total sampling. Data diperoleh dengan mengisi kuesioner Personal Report of Intercultural Communication Appreciation (PRICA) dan kuesioner komunikasi terapeutik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan komunikasi antarbudaya perawat sebagian besar berada pada tingkat sedang dengan jumlah 69 perawat (70,4%). Pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat sebagian besar berada pada tingkat baik dengan jumlah 82 perawat (83,7%). Uji Kendall’s Tau-B menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kecemasan komunikasi antarbudaya dengan komunikasi terapeutik perawat dengan nilai p value 0,698. Tingkat kecemasan komunikasi antarbudaya dapat dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin, serta etnosentrisme yang dipengaruhi oleh lokasi penelitian. Sedangkan hasil penelitian terkait komunikasi terapeutik dapat dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, budaya dan bahasa, tingkat pendidikan, serta lama bekerja perawat. Pemahaman perawat mengenai faktor-faktor tersebut diperlukan untuk menghindari kecemasan komunikasi antar budaya dan mampu meningkatkan komunikasi terapeutik yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1580]