Representasi Pesan Moral pada Film Tarung Sarung (Analisis Teori Semiotika Roland Barthes)
Abstract
Film adalah media massa karya seni audio visual yang direkam oleh kamera dan diedit menjadi rangkaian gambar bergerak, dan berdampak besar bagi kehidupan masyarakat karena film dapat mempengaruhi jiwa, pikiran, gaya hidup, perilaku bahkan kehidupan manusia. Penelitian ini menggunakan film Tarung Sarung dengan menganalisis film, yang menceritakan tentang remaja dalam memecahkan masalah dikehidupan sehari-harinya dengan menggunakan materi dan membuat kekacauan. Tarung Sarung dirilis pada tahun 2020 dan ditayangkan perdana di Netflix. Artikel ini membahas representasi pesan moral dalam film Tarung Sarung karya Archie Hekagery. Teori yang digunakan adalah teori semiotika Roland Barthes dan teori pendukung mise en scene. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian yang ditemukan terdiri dari 6 adegan, antara lain pesan moral tawuran, pesan moral menghormati seseorang, pesan moral demonstrasi (demo), pesan moral kepercayaan kepada Tuhan, pesan moral gotong royong, dan pesan moral dalam pertarungan dalam sarung. Adanya aspek mise en scene yang terdiri dari setting, make up dan wardrobe, lighting, pemain dan gerak-geriknya, mendukung dalam menyampaikan pesan moral yang ada. Adegan yang telah ditemukan dalam penelitian ini, terdapat pesan moral kepentingan ideologi yang terdiri dari, gender, agama, politik, sosial dan budaya, namun dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa film Tarung Sarung lebih menonjolkan representasi pesan moral gender laki-laki dalam melakukan atau menyelesaikan suatu permasalahan di lingkungan sosial.